Dua tempat itu adalah kawasan Sungai Code di Kelurahan Terban dan kawasan Sungai Winongo di Kampung Ngampilan, Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta.
Di kawasan Code, Anies datang pada hari Kamis, 27 Oktober 2016. Kawasan itu dulunya kumuh kemudian berhasil ditata oleh Romo YB Mangunwijaya. Romo Mangun menata Kali Code dengan pendekatan dengan berdialog dengan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa kemudian dilakukan lagi oleh Anies pada hari Rabu (19/7/2017) kemarin. Bedanya saat berkunjung di Code, dia masih sendirian. Namun ketika berkunjung di kawasang Sungai Winongo, di Ngampilan, dia mengajara beberapa orang dari komunitas atau pegiat masyarakat dari Jakarta.
Anies megatakan kedatangannya ke kawasan Sungai Winongo Yogyakarta tidak lain untuk belajar. Salah satunya belajar mengenai penataan sungai dan semangat gotong royong warga. Gotong royong itu diharapkan dapat ditiru dan dibawa ke Jakarta.
"Kami ingin belajar dari Kali Winongo Yogya. Saya juga mengajak teman-teman dari Jakarta, pegiat-pegiat masyarakat (Jakarta). Setelah ini mereka yang meneruskan dan mereka bisa terus belajar di sini," katanya.
Menurutnya asal ada kemauan, penataan kawasan kumuh di bantaran kali di Jakarta akan terlaksana dengan baik. Syaratnya harus ada kemauan dari warga Jakarta, sehingga kawasan bantaran kali di Jakarta lingkungannya lebih tertata.
"Harus ada kemauan. Kalau ada kemauan untuk menata, bukan sekedar memindahkan warga, pasti ada solusinya. Kendalanya itu di kemauan, untuk kendala bisa diselesaikan," tambahnya.
Anies berjanji akan membela warga yang selama ini dimarginalkan seperti warga bantaran sungai. Ia mencontohkan tentang penataan warga di bantaran sungai Winongo Yogyakarta, warga ditata dan bukan digusur.
"Di Jakarta ini digusur, di Yogya ini ditata. Di Jakarta banyak yang justru tidak mendapat pembelaan dari pemerintah. Kami ingin bela mereka yang selama ini dimarginalkan, dilemahkan," pungkas dia. (bgs/bgs)











































