Mahasiswa Undip Ciptakan Jaket untuk Memandu Tunanetra

Mahasiswa Undip Ciptakan Jaket untuk Memandu Tunanetra

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Rabu, 19 Jul 2017 15:45 WIB
Jetnet, buatan mahasiwa Undip Semarang. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang - Empat mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengembangkan jaket yang bisa menuntun penyandang tunanetra saat berjalan. Jaket itu dilengkapi sensor yang bisa memindai halangan atau lubang.

Nama jaket tersebut yaitu Jaket Untuk Tunanetra atau Jetnet. Penciptanya yaitu 3 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Teguh Kurniawan, Krismon Budiono, Rose Mutiara, dan seorang mahasiswi jurusan Teknik Kesehatan Masyarakat, Yuni Prihatin Ningtyas.

"Ini dirancang dan dibuat sejak bulan Maret kemarin," kata Teguh selaku ketua tim saat diwawancara di Fakultas Teknik Undip, Rabu (19/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari luar, Jatnet terlihat seperti jaket biasa namun ada 6 kantong kecil untuk lokasi sensor di bagian depan dan masing-masing 1 sensor di lengan kanan dan kiri.

Mahasiswa Undip Ciptakan Jaket untuk Memandu Tuna NetraFoto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom

Sensor sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu sensor jarak dan sensor sudut. Lokasi perangkat elektroniknya berada di bagian belakang berupa kotak yang dikaitkan ke sabuk.

"Ada Arduino atau mikro prosesor, mp3 player, dan earphone," ujar Teguh.

Mp3 player berfungsi mengeluarkan suara atau peringatan yang ditangkap dari sensor. Pemakai jaket akan mendengarkan instruksi dari earphone yang sudah dipasang di telinga.

"Suara yang akan keluar itu 'awas bawah', 'awas depan', 'awas kanan', 'awas kiri', dan 'awas lubang'," tandasnya.

Krismon menambahkan, alat tersebut sudah diuji coba kepada 3 penyandang tunanetra dan mendapat respon positif. Respon sensor dan peringatan yang cukup cepat membantu penyandang tunanetra berjalan tanpa tongkat.

"Tapi ini masih dikembangkan. Kemarin ada yang, maaf, juga tuna rungu, jadi kesulitan. Ke depan mungkin kita ada yang diberi getar," kata Krismon.

Penyandang tuna netra yang mengenakan jaket itu akan mendapat peringatan ketika mereka berjalan maju dan ada benda di samping atau depan mereka. Bahkan lubang atau beda tinggi juga bisa terdeteksi. Ketahanan baterai yang disematkan yaitu 6 jam dan bisa diisi ulang.

"Ini karena riset biayanya Rp 3,1 juta, tapi kalau massal mungkin bisa Rp 1 juta," pungkasnya.

Mahasiswa Undip Ciptakan Jaket untuk Memandu Tuna NetraFoto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom

Dosen pembimbing, Aris Triwanto, mengatakan jaket dengan sensor jarak HC-SR04 dan Gyroscope diseting dengan baik oleh mahasiswanya. Sensor mampu mendeteksi benda berjarak sekitar 4 meter sehingga pengguna bisa bersiap.

"Sensor bisa 3 sampai 4 meter. Tapi tidak terus pas berjarak 4 meter berbunyi, kan masih ada jarak yang cukup. Ini masih terus dikembangkan," terang Aris. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads