Tingginya harga garam tersebut diakibatkan pada tahun lalu petani garam di wilayah Kecamatan Kedung dan sekitarnya gagal panen. Faktor lain adalah cuaca yang tidak menentu. Hujan yang seringkali turun menyebabkan petani harus mengulang proses produksi. Akibatnya pasokan petani garam menjadi berkurang. Sementara itu permintaan garam krosok untuk nelayan terus meningkat.
"Baru kali ini petani bisa merasakan (untung), sebelumnya kan harganya cuma Rp 300 sampai Rp 500 perkilogram," kata Lafiq Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tirta Petani, Senin (17/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun kalau sampai ada impor ya harganya langsung anjlok. Sebab produksi garam itu susah, namun sudah dibanjiri barang dari luar negeri," tambahnya.
Seorang pedagang garam Suparmin mengaku, harga garam mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
"Harganya sangat tinggi, biasanya hanya Rp 500 per kilogram, sekarang mencapai Rp 3.500 per kilogramnya," katanya.
Adapun komoditas garam tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kebutuhan industri ataupun pengawetan ikan. (bgs/bgs)