Kitab yang satu ini memiliki keunikan dari cara penulisannya.
Kitab karya K.R.A. Mangkupraja itu ditulis dalam dua tulisan, yakni huruf Jawa kuno dan pegon. Pegon merupakan bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab. Pada bagian yang ditulis dengan pegon, cetakan halaman dibuat terbalik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isinya bermacam-macam. Ada catatan tentang Keraton Kasunanan Surakarta, suluk 20 sifat Allah," kata penerjemah di Museum Radya Pustaka, Totok Yasmiran saat ditemui detikcom, Sabtu (15/7/2017).
Tak hanya itu, tertulis pula di dalamnya tasawuf Islam, doa hingga mantra dan soal pengobatan. Manuskrip ini ditulis sekitar 1785-1815.
"Terdapat pula sedikit catatan mengenai peristiwa yang dialami sang penulis," imbuh Totok.
Naskah kuno itu telah melalui tahap digitalisasi untuk 'mengawetkan' ilmu di dalamnya. Tulisan-tulisan Jawa dan pegon dalam manuskrip itu juga telah ditransliterasi ke dalam tulisan latin agar lebih mudah dipahami. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini