Praktik perjokian dilakukan saat ujian penerimaan mahasiswa FKG dan Farmasi Fakultas Kedokteran Unisulla pada hari Rabu (12/7/2017) lalu. Joki bernama Setu Abdul Hadi itu mengaku diminta oleh 2 orang bernama Andre dan Ririn yang dikenal lewat aplikasi whatsapp (WA).
"Ririn dan Andre itu masih kita cari, belum ketemu," kata Kapolsek Genuk Kompol Heru Eko Wibowo kepada detikcom, Sabtu (15/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ujian computer base test (CBT) hendak dimulai, aksi Setu ketahuan karena tidak bisa menyebutkan tanggal lahir dan sekolah asal peserta ujian yaitu Satrio. Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Unissula, Amir Purnawan memeriksa dan kemudian membawanya ke Mapolsek Genuk.
Polisi sudah meminta keterangan Setu dan ia mengaku dijanjikan uang Rp 20 juta jika Satrio lulus ujian. Kini Setu masih berstatus saksi dan sudah dipulangkan namun tetap menjalani wajib lapor.
Heru menegaskan pihaknya masih mendalami kasus tersebut termasuk untuk jeratan hukumnya. Saat Setu kepergok, ujian belum dimulai, sedangkan untuk pemalsuan dokumen, akan dipanggil saksi ahli.
"Pemalsuan itu kalau sudah ada pihak yang dirugikan. Kita akan panggil saksi ahli untuk mengetahui itu, perlu second opinion. Itu kan ujiannya belum dilaksanakan," terang Heru.
Tidak hanya itu, polisi juga mencari keberadaan Satrio yang memanfaatkan Setu untuk menjadi Joki. Namun kini polisi belum menemukan Satrio yang merupakan warga Jakarta itu.
"Belum ketemu, Satrio itu di Jakarta, masih dicari," tandasnya. (alg/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini