"Tanggal 5 Juni kemarin, saya dapat penghargaan sebagian pengemudi becak yang berpartisipasi, dalam lomba desain becak 2017 yang diadakan Dinas Perhubungan DIY. Waktu itu hanya saya satu-satunya tukang becak yang ikut lomba," ujarnya, Jumat (14/7/2017).
Purnawirawan TNI ini bercerita, mulanya dalam lomba desain becak tersebut yang berpartisipasi kebanyakan mahasiswa. Hanya dia satu-satunya asli tukang becak yang ikut meramaikan acara tersebut. Sehingga dia mendapat penghargaan khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada kejadian unik saat Mbah Topo, sapaan karib Sutopo ikut lomba tersebut. Lantaran pendaftaran dilakukan lewat online, dia sempat kebingungan.
Akhirnya dia mendatangi panitia, dan mengatakan ingin mendaftar tapi tidak tahu caranya. Panitia akhirnya mendata Mbah Topo secara manual.
"Waktu itu kan daftarnya harus lewat internet (sistem online). Karena saya tidak paham internet, saya menghadap panitia. Saya bilang kalau saya ingin mendaftar, berpartisipasi di lomba desain becak, tapi saya tidak paham internet. Saya daftar cara manual ternyata boleh," ungkapnya.
Karena mendapat penghargaan tersebut, Mbah Topo mengaku tertarik mengikuti ajang serupa. Sehingga bila ada lomba yang ada sangkut pautan dengan becak, dia ingin berpartisipasi lagi.
"Kalau ada lomba yang berkaitan sama becak lagi saya akan ikut," papar pria paruh baya 3 anak dan 4 cucu ini.
Mbah Topo adalah Purnawirawan TNI, yang pensiun dari Kodim 0734 Kota Yogyakarta tahun 2003. Setahun berselang dia menjadi becak sampai sekarang. Pada tahun 2012, dia mendesain becaknya menjadi perpustakaan berjalan, sehingga bisa dibaca gratis oleh penumpang atau masyarakat yang menginginkannya. (sip/sip)