Mbah Topo, Penarik Becak Penyedia Buku Bacaan Ternyata Purnawirawan TNI

Mbah Topo, Penarik Becak Penyedia Buku Bacaan Ternyata Purnawirawan TNI

usman - detikNews
Jumat, 14 Jul 2017 17:58 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Fransiskus Xaverius Sutopo alias Mbah Topo (70), penarik becak penyedia buku bacaan gratis di becaknya itu adalah purnawirawan TNI. Mbah Topo, sapaan karib Sutopo ternyata dulunya berdinas di Kodim 0734 Kota Yogyakarta, dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu.

"Saya diangkat PNS sekitar tahun 1987, berarti hampir 16 tahun saya dinas di Kodim 0734 Kota Yogya," ujar Mbah Topo, saat ditemui detik.com saat mengkal di Jalan Tentara Pelajar Yogyakarta, Jumat (14/7/2017).

Saat berdinas di Kodim 0734 Yogyakarta dia bertugas sebagai juru gambar. Pekerjaan itu dilakoninya hingga pensiun tahun 2003.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta ini bercerita. Pada mulanya dia pernah kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), sekarang ini ISI Yogyakarta, jurusan reklame propaganda dari 1969-1971. Namun studinya tersebut tidak selesai.

"Tahun 1971-1977 saya sebagai pembuat papan nama," ungkapnya.

Setelah itu Mbah Topo sekitar tahun 1977-1987 bekerja di Kodim 0734 Kota Yogyakarta dengan status honorer. Baru tahun 1987 dia diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) masuk golongan 3A. "Jadi awalnya saya honoror di Kodim 0734. Tahun 2003 saya pensiun," imbuhnya.

Selepas pensiun inilah, Mbah Topo kemudian mencari aktivitas lain. Dia meyakini, seumpama badannya tidak dibuat bergerak bisa membuat badannya mudah sakit-sakitan. "Saya sejak tahun 2004 sudah narik becak kayuh, bertahan sampai sekarang," ungkap pria 3 anak dan 4 cucu ini.

Karena sudah berusia lanjut itu, istri dan ke-3 anak Mbah Topo sempat memberi nasihat, agar Mbah Topo selepas pensiun dari TNI memilih istirahat di rumah. Namun dirinya tidak mau.

"Banyak nasihat datang dari anak, istri, minta saya istirahat di rumah saja. Tapi saya tolak, karena nasihatnya itu saya anggap tidak baik," ungkapnya.

Tidak baik yang dimaksud Mbah Topo karena bila tidak dibuat beraktivitas tubuh manusia gampang terkena penyakit. Dia berkesimpulan seperti itu, karena banyak rekannya yang sekarang sakit-sakitan dan sebagian sudah meninggal. "Kalau tidak dibuat gerak, bisa kena stroke," katanya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads