Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unisulla, Amir Purnawan, mengatakan joki bernama Setu Abdul Hadi (23) itu kepergok mengikuti ujian atas nama Satrio Purno Prabowo, warga Tanah Merdeka, Jakarta. Ujian tersebut untuk penerimaan mahasiswa FKG dan Farmasi Fakultas Kedokteran Unisulla tahun ajaran 2017-2018.
"Ketika akan tes CBT (computer base tes), dicek kartu tes dan identitas tidak sama. Kita minta sebut tanggal lahir tidak hafal, asal sekolah juga tidak tahu," kata Amir di Mapolsek Genuk, Rabu (12/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kemungkinan (palsu). Itu nanti polisi yang membuktikan," tandas Amir.
Sementara itu Setu mengaku diminta tolong menjadi joki oleh dua orang bernama Andre dan Ririn yang dikenal lewat aplikasi Whatsapp. Setu juga diminta mengirimkan fotonya oleh Ririn dan pagi tadi mereka bertemu di parkiran Unisulla.
"Sebelum tes saya ditelepon untuk menghampiri di parkiran mobil. Saya dikasih kartu ujian sudah ada foto saya," kata Setu.
"Ada 5 orang, 3 perempuan, 2 laki-laki di dalam mobil," imbuhnya.
Setu yang merupakan mahasiswa semester 8 FMIPA Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu mengaku ditawari uang Rp 20 juta jika peserta yang dijoki lolos ujian.
"Kalau lolos dapat sekitar Rp 20 juta. Dibujuk suruh bantuin. Baru kali ini," ujar pemuda asal Tegal itu.
Kasus tersebut masih didalami pihak kepolisian termasuk terkait jeratan hukum. Belum ada statemen dari polisi. Sementara itu Rektor Unnes, Fathur Rokhman, mengatakan pihaknya tegas jika ada oknum mahasiswa yang melanggar komitmen mahasiswa di kampusnya. Apa yang dilakukan Setu bisa jadi masuk pelanggaran berat dan ancaman sanksi paling tinggi yaitu drop out.
"Sanksi diberikan kalau proses hukum sudah selesai. Kalau terbukti, itu pelanggaran tingkat berat, sanksi sampai ke DO. Kalau urusan pidananya kan di kepolisian," kata Fathur Rokhman. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini