Pria Lumpuh di Yogya ini Siap Jual Ginjal untuk Biaya Sekolah Anak

Pria Lumpuh di Yogya ini Siap Jual Ginjal untuk Biaya Sekolah Anak

Sukma Indah Permana - detikNews
Rabu, 12 Jul 2017 16:46 WIB
Foto: Sukma Indah Permana/detikcom
Yogyakarta - Perjuangan seorang pria di Yogyakarta bernama Sunarto (42) untuk menyekolahkan anaknya ramai dibicarakan di media sosial. Foto percakapan soal biaya masuk sekolah anaknya viral di media sosial.

Saat didatangi detikcom, Sunarto bercerita bahwa anak perempuannya Sholikhah Nur Jannah (16) baru saja diterima di sebuah SMK negeri di Yogyakarta. Dia mengaku sangat bangga dan senang. Cita-cita anaknya tercapai.

Namun, rasa senangnya berubah menjadi kekhawatiran begitu mengetahui biaya yang harus dikeluarkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saat rapat kemarin Sabtu, dibilang biayanya Rp 4.757.500," Sunarto kepada wartawan di kosnya, RT 29 RW 09, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (12/7/2017).

Sunarto mengaku tak menyangka akan mendapat total biaya dengan angka tersebut. Dari rapat yang dihadiri istrinya itu, diketahu rinciannya, Rp 3 juta untuk sumbangan pendidikan, Rp 982 ribu untuk seragam, dan Rp 775 untuk seragam praktik.

"Biaya Rp 3 juta itu harus lunas pada September 2017. Jadi satu bulannya Rp 1 juta, ya saya dapat uang dari mana segitu, saya pikir kalau masuk negeri murah biayanya," imbuhnya.

Dia bercerita sudah mendapat bantuan dari sebuah yayasan sebesar Rp 1 juta. Uang itu sudah disetorkan ke pihak sekolah untuk bisa mendapatkan kain seragam.

"Kami masih mikir biaya jahit, karena ini hanya dapat kain saja," kata Sunarto.

Sedangkan dengan kondisi fisiknya saat ini, membuat Sunarto kesulitan mendapat pekerjaan. Pria ini lumpuh sejak usia 1 tahun dan sehari-hari harus menggunakan kursi roda dan dibantu istrinya untuk beraktivitas.

Sehari-hari dia mendapatkan pendapatan dari menerima permintaan service alat-alat rumah tangga seperti kipas angin dan setrika. Namun datangnya pelanggan pun tak menentu.

"Itu kalau lagi agak ramai kemarin, seminggu ada 4. Tapi saya nggak menentukan harga, seikhlasnya saja," kata Sunarto.

Sedangkan sang istri sehari-hari menjadi asisten rumah tangga dengan gaji Rp 500 ribu per bulan. Uang itu hanya cukup untuk membayar biaya sewa kosnya.

Kos-kosan yang dihuni Sunarto bersama istri dan dua anaknya ini merupakan bangunan semi permanen. Setengah bagian dindingnya dibangun dari batako, sedangkan setengahnya lagi bambu dan triplek.

"Itu pas untuk sewa kos ini, sebulannya Rp 500 ribu," tuturnya.

Meski begitu dia mengaku tetap semangat dan siap mengorbankan apapun untuk bisa menyekolahkan putrinya.

"Saya jual ginjal saya, saya siap. Saya bilang ke anak saya, harus tetap sekolah," ujarnya dengan nada bergetar.

Dengan nada bangga dia menceritakan sosok putrinya yang selalu rangking 1 dan 2 selama duduk di bangku SMP. Pulang dan pergi ke sekolah sejauh 3 km ditempuhnya dengan sepeda.

Tak hanya itu, Sholikhah juga anak yang sangat rajin berpuasa.

"Nggak pernah bawa uang saku. Dia dari TK sudah puasa Senin Kamis sama puasa Daud. Jadi hanya hari Selasa sama Jumat aja yang nggak puasa," imbuhnya.

Selama ini, Sholikhah juga kerap membantu kedua orang tuanya seperti mencuci dan menyetrika baju tetangganya. Dia pernah juga menjajakan nasi bungkus dan dititipkan di beberapa warung.

"Tapi mandeg akhir 2016 kemarin, Solikhah kena asam lambung sama tipus. Jadi modalnya habis untuk berobat. Padahal lumayan sehari bisa dapat Rp 30 ribu," kata Sunarto. (sip/bgs)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads