Sebelumnya, para pemilik kios telah diberi teguran agar kembali berjualan. Namun para pedagang tetap tidak mau berjualan. Bahkan 35 pedagang tersebut menyerahkan kembali kios-kios mereka kepada Dinas Perdagangan (Disdag).
"Ada 35 kios yang kita segel. Mereka sudah lama tidak berjualan. Sekarang mereka tidak boleh menempati lagi kiosnya," kata Kasi Pengendalian PKL Disdag Surakarta, Aminto, usai menyegel kios, Rabu (12/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut seorang pedagang, Yati, kebanyakan dari mereka mengeluhkan pendapatan yang menurun drastis dibandingkan saat berjualan di lokasi sebelumnya di citywalk Jalan Slamet Riyadi.
"Memang pendapatannya jauh sekali. Dibanding di citywalk, ini paling hanya seperempatnya. Banyak yang sejak peresmian itu sudah tidak berjualan," ujarnya.
![]() |
Kasi Penertiban PKL Disdag Surakarta, Didik Anggono, mengaku saat ini telah ada 32 warga yang mengajukan penggunaan kios di Shelter Sriwedari. Mereka antre untuk bisa berjualan di shelter itu.
"Tetap akan kita seleksi dulu, mana yang benar-benar ingin serius. Jangan sampai nanti di tengah jalan berhenti berjualan," ungkap dia.
Terpisah, Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menegaskan bahwa pedagang yang telah mengembalikan kios akan masuk daftar hitam. Mereka tidak boleh mengajukan penggunaan kios lagi.
"Nanti kalau minta jatah lagi tidak akan saya beri. Nanti kalau Museum Keris sudah dibuka, Shelter Sriwedari pasti ramai. Saya akan gandeng CSR untuk memasang paving di situ," kata Rudy. (mbr/mbr)