Sopir Taksi Solo Tunggu Ketegasan Pemerintah Atur Taksi Online

Sopir Taksi Solo Tunggu Ketegasan Pemerintah Atur Taksi Online

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Rabu, 12 Jul 2017 08:15 WIB
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Jakarta - Hampir setengah hari para sopir taksi lokal Kota Solo menggelar demonstrasi secara besar-besaran kemarin, Selasa (11/7/2017) kemarin. Mereka menolak kehadiran taksi maupun ojek online yang tidak sesuai ketentuan.

Seluruh perusahaan taksi di Solo tidak beroperasi saat berlangsungnya demonstrasi. Mereka melakukan aksi mogok massal sejak pagi hingga demonstrasi usai.

Para sopir taksi mulai memarkir mobil mereka di halaman Benteng Vastenburg sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah massa yang datang cukup banyak, mereka berjalan menuju bundaran Gladag.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi mereka cukup mendapat perhatian warga. Tak hanya berteriak-teriak, demonstran juga menyuguhkan pertunjukan reog.

Orasi disampaikan secara bergantian dari masing-masing pengusaha maupun sopir taksi. Para peserta berasal dari Kosti, Gelora, Wahyu, Sakura, Bengawan dan Mahkota.

Tuntutan mereka adalah meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta tegas dalam menindak angkutan umum online berpelat hitam itu.

Selama ini, wali kota secara tegas menolak hadirnya moda transportasi baru yang tak sesuai ketentuan. Namun para sopir taksi menilai belum ada tindakan yang tegas dan memiliki efek jera.

"Selama ini hanya diterapkan sanksi denda tilang karena pasalnya bias. Pemkot sebenarnya sudah beberapa kali melakukan penangkapan, tetapi itu belum cukup. Kita ingin ini menjadi demo terakhir," kata Ketua Pengawas Taksi Kosti, Tri Teguh.

Lebih lanjut, mereka juga meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk memberi ketegasan agar tak memberi izin taksi online yang tidak mau bekerja sama dengan taksi lokal.

Sesuai Permenhub no 26 tahun 2017, taksi berbasis aplikasi harus bekerja sama dengan taksi lokal yang telah berizin. Sementara taksi Uber kini beroperasi di Solo menggunakan mobil berpelat hitam.

Di sisi lain, Grab juga telah lebih dahulu beroperasi di Solo. Namun Grab mendapatkan izin dari Pemkot Surakarta karena mau bekerja sama dengan taksi Kosti dan Gelora.

"Kita tahu Dishub selama ini membantu kami. Tetapi selama dua bulan terakhir, Uber ini jumlahnya bertambah sampai 300-an. Kalau tidak segera ada ketegasan, dua bulan lagi pasti akan bertambah lagi. Go-Car juga akan masuk Solo," ujar Direktur Gelora Taksi, Meddy Sulistyanto.

Para demonstran akhirnya bergerak ke Balai Kota Surakarta. Beberapa perwakilan bertemu Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di ruang rapat wali kota.

Rudy, panggilan wali kota, kembali menegaskan dukungannya menolak moda transportasi online ilegal. Bahkan wali kota pun bersedia membuat surat pernyataan tentang penolakannya. Rudy juga berjanji akan mendampingi para sopir taksi lokal bertemu gubernur untuk menyampaikan aspirasinya.

"Saya dilantik untuk menjalankan undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya. Saya konsisten, kalau itu melanggar tetap saya tolak," ungkap Rudy.

Usai audiensi, Rudy membuat surat pernyataan yang berisi penegasan bahwa dia menolak taksi yang tak sesuai ketentuan. Pernyataan juga ia bacakan sambil berorasi di hadapan ratusan demonstran.

"Solo tidak pernah mengeluarkan izin untuk alat transportasi ilegal. Kita tegas menolak. Sekarang saya minta teman-teman kembali bekerja," tutupnya.

Aksi demo para pengusaha taksi konvensional di Solo yang terjadi pada hari Selasa kemarin, apakah akan diikuti di wilayah lain seperti Semarang, Magelang, Banyumas dan sebagainya.

Mengingat sampai saat ini di Jawa Tengah belum ada peraturan gubernur yang mengatur masalah taksi online atau taksi dan ojek berbasis aplikasi. Mereka menyatakan menolak kehadiran taksi maupun ojek berbasis online di Solo karena dianggap tidak sesuai ketentuan. (bgs/bgs)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads