"Hidup di dunia itu jangan gagah-gagahan. Kalaupun memang gagah, jangan sampai mengaku gagah. Jadi orang itu harus sadar diri, jadi orang itu yang kalem bukan menggagahkan diri. Jangan merasa paling bisa, padahal tidak tahu apa-apa, " tuturnya, Jumat (7/7/2017)
Imbas merasa gagah, menurut Mbah Suparni, menjadikan orang merasa paling benar. Imbasnya saat melakukan kesalahan orang tersebut tetap merasa benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut nenek yang tinggal di Dusun Sadang, Desa Tanjungharjo. Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo ini, hidup di dunia harus saling berbagi. Lantaran dengan berbagi dia meyakini hidup terasa bermakna, karena sejatinya hidup adalah saling tolong-menolong.
"Hidup di dunia itu harus saling berbagi, saling mengerti sesama. Mengerti kalau sebenarnya kita ini saudara. Seumpama membantu orang, jangan pilih-pilih, sudah bantu saja. Misalnya yang saya lakukan memberi minuman, pisang, buat pengendara di jalan," tuturnya.
Prinsip hidup yang dipegang Suparni ini disebutnya diajarkan oleh orangtua. Ajaran inilah yang dia pegang sampai sekarang.
"Yang penting kita harus mau menerima, bersyukur. Nanti yang mengatur Gusti Allah. Pasti ada rezeki meski sedikit atau banyak," pungkasnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini