Gaya bicaranya khas wong ndeso atau orang pedesaan. Sederhana, mudah akrab, hangat, tertawa lepas, lugas berbicara namun nasihatnya mengena. Kesimpulan-kesimpulannya tentang kehidupan juga khas kearifan hidup seorang desa.
"Mpun mboten kepengin sugih, sing penting diparingi waras slamet. Niku mpun kula anggep sugih. Ajenga sugih nika nek pijer lora-lara nggih sami mawon," ujar sembari tertawa lepas menampakkan gigi depannya yang tinggal satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nasihat Mbah Suparni dari Kulon Progo: Ojo Pekok!
Hal itu juga disampaikannya ketika detikcom menemui Mbah Suparni di rumahnya di Dusun Sadang, Tanjungharjo. Dia juga menambahkan, jika orang sudah bisa sadar pada posisi dirinya, ikhlas menjalani hidup dan tidak 'pekok' maka dia akan tersingkir dari godaan dan gangguan setan.
Salah satu cara untuk menghindari pekok atau tolol, kata Mbah Suparni, adalah tidak mengambil keputusan pada saat sedang emosi.
"Kalau sedang marah bawalah (kemarahan) pergi menjauh, nanti kalau sudah reda baru kembali," demikian kata dia dalam Bahasa Jawa kental, Jumat (7/7/2017).
Seperti diketahui, nasihat Mbah Suparni dalam sebuah video amatir yang beredar menjadi pembicaraan banyak orang dalam beberapa hari terakhir.
"Wong urip neng alam donya niki janji mboten pekok, pikiran digawe encer, senajan ra duwe ya bisa nyandhang, bisa madhang, bisa netepi kelumrahan. Ning nek wong pekok kancane setan. Nek mboten pekok setan ra doyan," demikian kata Mbah Parni dalam rekaman itu.
Arti dari tuturan itu adalah, "Orang hidup di dunia ini asal tidak totol, pikiran tetap encer, meskipun tidak punya (harta) ya tetap bisa berpakaian, bisa makan, bisa mengikuti kelumrahan sosial. Namun kalau tolol akan menjadi teman setan. Kalau tidak tolol, setan tak berani mendekat." (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini