Ini merupakan bagian dari tradisi syawalan yang digelar masyarakat di lereng gunung Merapi sisi timur tersebut, Minggu (2/7/2017). Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun sejak lama.
Setahun sekali, saat akhir perayaan lebaran atau di H+7 yang bertepatan dengan lebaran ketupat. Masyarakat setempat juga biasa disebut bakda kupat dan bakda sapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan tradisi dari leluhur yang masih terus kami lestarikan. Selain itu juga sebagai wujud syukur kami kepada Allah yang telah memberikan rejeki kepada kami," kata salah seorang warga, Sugeng.
Tradisi ini diawali dengan kenduri menggunakan ketupat berikut sayur dan lauknya di rumah ketua RT masing-masing. Setelah kenduri, warga kemudian membawa sapi-sapinya keliling kampung. Banyaknya sapi yang dibawa keliling kampung, membuat jalanan di kampung itu seakan dipenuhi sapi.
Selain sapi, ada pula kambing. Sebagian besar sapi yang dipelihara warga adalah sapi perah. Arak-arakan sapi ini pun menjadi tontonan warga.
Sesepuh warga, Hadi Sutarno, mengatakan tradisi syawalan dengan menggembala hewan ternak keliling kampung ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun sejak lama.
"Tradisi tinggalan dari nenek moyang ini terus kami budayakan dan lestarikan," katanya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini