Meningkatnya permintaan daging ayam, di sejumlah pasar tradisional di Jepara muncul pedagang dadakan atau musiman. Mereka menjual ayam petelur afkiran atau ayam petelur yang sudah tidak produktif untuk dijadikan ayam potong. Ayam afkiran ini jadi pilihan warga untuk dipotong.
Seperti di Pasar Kalinyamatan, Jepara, pedagang ayam afkiran banyak bermunculan. Mereka membuka lapak di sisi jalan menuju pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini saya lakukan untuk mencari keuntungan, jualan ayam," kata Solekan, Sabtu (24/6/2017).
Ia mengaku berdagang ayam dilakukan hanya saat menjelang lebaran. Di hari biasa, ia bekerja sebagai pembuat batu bata merah. Ayam-ayam tersebut yang dibeli ada yang dibawa ke tempat pemotongan untuk disembelih dengan biaya Rp 3 ribu/ekor. Namun ada pula yang dibawa ke rumah untuk disembelih sendiri. "Karena lagi sepi order batu bata. Jadi, saya jualan ayam ini," katanya.
Zuwairiyah (39), salah seorang pembeli ayam telur menuturkan harga ayam telur saat ini Rp55 ribu per ekor. "Kalau di pasar tergantung pintar menawar. Soalnya dari pedagang ada yang murah, ada juga yang mahal," jelas dia. (bgs/bgs)