Geplak dan Peyek Tumpuk Oleh-oleh Khas Bantul

Geplak dan Peyek Tumpuk Oleh-oleh Khas Bantul

Usman Hadi - detikNews
Jumat, 23 Jun 2017 13:50 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Bantul - Bantul dikenal dengan makanan khas geplak. Selain itu masih ada oleh-oleh khas dari Bantul lainnya yang sering dicari wisatawan ataupun pemudik saat berada di Yogyakarta. Oleh-oleh itu adalah Peyek Tumpuk.

Di wilayah Bantul, sentra pembuatan geplak adalah di daerah Gose, Palbapang. Di sekitar itu ada banyak produsen yang memproduksi geplak, makanan yang terbuat dari campuran parutan kelapa, gula Jawa dan gula pasir.

Selain geplak, ada peyek atau rempeyek, oleh-oleh khas dari Bantul yang terkenal yakni peyek tumpuk. Untuk geplak dan peyek tumpuk, salah satu sentra pembuatan yang terkenal yakni Geplak dan Peyek Mbok Tumpuk di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peyek ini yang paling terkenal dan dicari konsumen adalah Peyek Mbok Tumpuk. Peyek Mbok Tumpuk ini berbeda dengan yang lain, bentuk dan isinya lebih tebal, seukuran telapak tangan orang dewasa.

Sesuai namanya, sentra pembuatan geplak dan peyek tumpuk ini diprakarsai Mbok Tumpuk sekitar tahun 1975 silam. Berbekal keahlian turun temurun, Mbok Tumpuk berhasil mengembangkan geplak dan peyek tumpuk, hingga menjadi terkenal.

Geplak sebenarnya makanan yang pada mulanya hanya berupa gula semut, lalu berkembang ditambah adonan gula Jawa dicampur parutan kelapa.

"Sejarah geplak itu dulunya hanya berupa gula semut, lalu berkembang jadi campuran gula jawa dicampur sama ampas kelapa," kata salah satu pembuat geplak di sentra Geplak Mbok Tumpuk, Supoyo (54), Jumat (23/6/2017).

Sementara sekarang ini geplak makin berkembang lagi, menjadi campuran parutan kepala muda, gula Jawa dan gula pasir. Varian rasa geplak juga kian bertambah. Kalau dulu hanya rasa gula Jawa, sekarang ini geplak bisa rasa durian, coklat, nangka, dan lain-lain.

"Dari varian rasa ini, menurut Supoyo yang paling enak yakni rasa nangka. Harga 1 kg geplak dijual Rp 42 ribu," kata Supoyo.

Menurutnya produksi geplak di temptanya menjelang lebaran ini naik 2 kali lipat. Di hari biasanya hanya diproduksi 1-1,5 kuintal geplak, sekarang ini bisa sampai 3 kuintal.

"Puncaknya nanti pas arus balik, sekitar H+7 dengan produksi minimal 5 kuintal," paparnya.

Sementara untuk produksi peyek tumpuk juga mengalami kenaikan. Pada hari biasanya hanya diproduksi 90 kg peyek, namun sekarang produksi meningkat sampai 180 kg. "Menjelang ramadan sudah mulai naik," kata pembuat peyek tumpuk, Yahadi (56).

Menurut dia, peyek tumpuk saat ini banyak terdapat di Yogyakarta. Namun mula-mula yang memperkenalkan peyek kacang tumpuk ini adalah Mbok Tumpuk asal Bantul. Karena sudah banyak yang memproduksi di Yogyakarta, sekarang ini peyek kacang seperti yang dibuat Mbok Tumpuk pada awalnya dinamakan Peyek Tumpuk.

"Kalau peyek tumpuk di sini, kami pakai bahan alami. Kami juga pakai tepung dari beras pilihan. Untuk komposisi peyek tumpuk, setiap 1 kg tepung beras menggunakan 2 kg kacang. Tepung beras hanya dijadikan perekat," ungkapnya.

Untuk peyek tumpuk dijual dengan harga Rp 60 ribu/kg. Peyek tumpuk dijual dengan berbagai kemasan sesuai permintaan pembeli. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads