Masjid Langgar Agung Magelang, Jejak Dakwah Pangeran Diponegoro

Masjid Langgar Agung Magelang, Jejak Dakwah Pangeran Diponegoro

Pertiwi - detikNews
Minggu, 11 Jun 2017 09:01 WIB
Masjid Langgar Agung di Kabupaten Magelang. Foto: Pertiwi
Magelang - Sebuah Masjid di Magelang memiliki sejarah panjang dakwah Pangeran Diponegoro. Bernama Masjid Langgar Agung, letaknya berada di Dusun Kamal, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Masjid dengan menara setinggi 25 meter dan didominasi dengan warna hijau itu dahulu dibangun dari bekas bangunan musala kecil. Musala itu diyakini sebagai tempat semedi atau pertapaan sekaligus lokasi dakwah Pangeran Diponegoro.

"Titik tempat pertapaan tersebut sekarang menjadi pengimaman di dalam masjid," jelas pengelola Masjid Langgar Agung, KH Ahmad Nur Shodiq saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (10/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, lokasi musala Pangeran Diponegoro sempat rata dengan tanah karena diobrak abrik oleh tentara penjajah.

Pemerintah Kabupaten Magelang sempat mendatangi lokasi tersebut dalam rangka pendataan tempat-tempat bersejarah. Pemerintah juga berencana membangun batu tulis atau prasasti karena tempat itu merupakan salah satu petilasan atau peninggalan Pangeran Diponegoro.

"Tapi masyarakat menolak dan meminta dikembalikan seperti fungsi sebelumnya, yakni dibangun tempat ibadah berupa masjid," ungkap Ahmad.

Akhirnya, tahun 1946 masjid dibangun oleh tentara Indonesia, bersama dengan masyarakat sekitar.

"Tapi (pembangunannya) sempat berhenti lagi karena ada pemberontakan PKI," imbuhnya.

Pembangunan dilanjutkan kembali setelah pemberontakan mereda, sampai sekitar tahun 1972. Sempat terjadi kebingungan dalam penamaan tempat ibadah tersebut. Sebab berjarak sekitar 100 meter juga telah ada Masjid Agung.

"Akhirnya, takmir pertama, yakni H Fathoni yang juga orangtua saya mengusulkan agar diberi nama Langgar Agung, karena sudah ada masjid. Tapi sebetulnya ini adalah masjid," ungkap Ahmad.

Sejak diresmikan tahun 1972 hingga saat ini, Masjid Langgar Agung belum pernah mengalami pemugaran. Untuk perawatan, pengelola masjid masih mengandalkan sumbangan dari jamaah, mengingat pemerintah sama sekali belum pernah memberikan bantuan.

Masjid dengan lebar 8 meter dan panjang 18 meter itu difungsikan sebagai tempat ibadah oleh masyarakat sekitar serta santri pondok pesantren Nurul Falah yang berada satu kompleks dengan masjid.

Selama bulan Ramadhan seperti saat ini, masjid ramai menjadi pusat kegiatan ibadah umat Islam. Mulai dari salat fardu jamaah, tarawih, tadarus, buka bersama, dan kegiatan ibadah lainnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads