Berlokasi di kawasan Masjid Agung Surakarta, Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jumat (9/6/2017). Belasan santri dan perajin batik terlihat serius membatik dengan teknik batik tulis. Bukan batik biasa, mereka sedang membatik ayat-ayat Alquran.
Kata per kata mereka tuliskan dengan canting di atas kain mori berwarna putih. Corak batik pun digoreskan di tepi kain berukuran 80 cm x 100 cm, untuk mempercantik tampilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sejarahnya, batik justru dikembangkan oleh para santri. Di Laweyan dan Kauman ini dahulu para santri yang membatik," kata Heru.
Selain itu, Heru juga ingin kembali membiasakan belajar menulis Arab kepada generasi muda. "Mungkin kita hafal 30 juz Alquran. Akan tetapi ketika diminta menulis, banyak yang tidak sanggup," ujarnya.
Adapun kegiatan tersebut digelar setiap Jumat khusus pada Ramadan 2017. Panitia telah memulainya sejak Jumat pekan lalu. Beberapa pihak yang terlibat, antara lain pondok pesantren Tahfidz wa Ta'limil Qur'an (PPTQ) Masjid Agung Surakarta dan remaja Islam Kampung Batik Kauman.
Ketua Paguyuban Masyarakat Kampung Batik Kauman, Gunawan Setiawan menjelaskan proses pembatikan Alquran dikerjakan secara ringkas, yakni tiga tahap.
"Pekan pertama kita membuat pola. Pekan kedua saat ini mulai ke pembatikan. Pekan ketiga nanti kita akan ke proses pewarnaan. Semoga di akhir Ramadan bisa selesai dan bisa dipamerkan di Masjid Agung," ungkapnya. (bgs/bgs)