Pembentukan sekretariat itu dilakukan di Gedung Gradhika Bakti Praja, kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (7/6/2017) malam. Platform itu merupakan program pengembangan lanskap berkelanjutan Jawa Tengah yang difasilitasi Business Watch Indonesia (BWI).
Peresmian dilakukan di sela diskusi panel 'Pengelolaan Kawasan Berkelanjutan di Provinsi Jawa Tengah' yang dihadiri instansi terkait, akademisi, dan perwakilan delegasi berbagai negara anggota Solidaridad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solidaridad Asia Selatan dan Asia Tenggara merupakan lembaga nirlaba yang berbasis di India dengan anggota lebih dari 50 negara dan Indonesia salah satunya. Dukungan yang diberikan Solidaridad yaitu untuk meningkatkan kualitas produk pertanian tanpa merusak lingkungan.
"Jadi kita meningkatkan perekonomian petani di Jawa Tengah tanpa merusak lingkungan," tandasnya.
BWI selaku fasilitator dan dibantu instansi pemerintahan sudah menetapkan 6 daerah percontohan lanskap atau kawasan berkelanjutan di Jateng yaitu Sukoharjo, Klaten, Purworejo, Sragen, Wonogiri, dan Boyolali.
"Pasar ini (Indonesia) harus punya produk berkualitas tinggi, jadi tidak hanya tingkatkan produktifitas tapi juga kualitas," tandas Shatadru.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan antara lain pengenalan praktek pertanian sadar iklim kepada petani kedelai, agroforestri kopi, dan konservasi hutan di kawasan Merapi, kemudian ada peningkatan kapasitas petani perempuan dan peningkatan kapasitas pendamping desa di 5 Kabupaten di daerah aliran sungai (DAS) Serayu.
"Semakin penghasilan bagus maka daya beli bagus. Kalau daya beli bagus produk pertanian dibeli dengan harga bagus, petani kita jadi semangat," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, usai meresmikan Sekretariat Kawasan Pangan Berkelanjutan. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini