Masjid Sela terletak di RT 41 RW 11 Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Bangunannya didirikan pada masa Sri Sultan HB I pada tahun 1787 M.
Masjid Sela Yogyakarta Foto: Edzan Raharjo |
Bangunan masjid ini unik karena tidak menggunakan tulang dan semen. Atap masjid juga terbuat dari campuran putih telur. Nama Sela sendiri dalam bahasa Jawa berarti batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengurus takmir masjid Sela, Ali Tantowi mengatakan bentuk bangunan masjid memiliki banyak filosofi. Seperti tinggi pintu yang rendah. Sehingga saat masuk ke masjid harus merunduk. Karena masuk rumah Allah harus ada perasaan tawaduk dengan merunduk.
"Tidak pakai semen, dari batu bata yang ditumpuk dari 4 sudut dan ketemu disatu titik di tengah di atas. Tidak pakai semen, tidak pakai kerangka. Untuk atapnya dibuat dari campuran putih telur. Dan awet sampai sekarang," kata Ali Tantowi ditemui di masjid Sela, Panembahan, Yogyakarta, Sabtu (3/6/2017).
Atap Masjid Sela Yogyakarta yang dibuat dengan campuran putih telur. Foto: Edzan Raharjo |
Masjid dibangun menggunakan bahan alami semua dari gamping dan tumpukan batubata merah. Meski tidak menggunakan kerangka, bangunan tetap kokoh. Bahkan DIY yang mengalami gempa besar beberapa kali sejak dibangunya masjid tersebut hingga sekarang, dan bangunan masjid tetap kokoh.
Renovasi yang dilakukan tidak pernah sampai mendasar atau mengubah bentuk aslinya.
Pintu yang rendah di Masjid Sela Yogyakarta memiliki maknanya sendiri. Foto: Edzan Raharjo |
"Waktu ada gempa kemarin, Alhamdulilah tidak ada kerusakan apa-apa," kata Ali.
Menurutnya, dahulu masjid ini dikelilingi dengan kolam air yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Masjid Sela Yogyakarta berada di tengah perkampungan. Foto: Edzan Raharjo |
Masjid ini dulunya juga sempat untuk menyimpan peti jenazah, tetapi kemudian difungsikan lagi sebagai masjid hingga sekarang. Masjid ini memang berukuran kecil dan hanya dapat menampung sekitar 100 jamaah.
Untuk menuju ke masjid ini harus melewati gang-gang kecil dengan berjalan kaki. Jika membawa motor maka harus dimatikan mesinnya dan dituntun saat melintas di gang-gang tersebut. (sip/sip)












































Masjid Sela Yogyakarta Foto: Edzan Raharjo
Atap Masjid Sela Yogyakarta yang dibuat dengan campuran putih telur. Foto: Edzan Raharjo
Pintu yang rendah di Masjid Sela Yogyakarta memiliki maknanya sendiri. Foto: Edzan Raharjo
Masjid Sela Yogyakarta berada di tengah perkampungan. Foto: Edzan Raharjo