Keluarga Yakin Yoki Tidak Terlibat Kelompok Teroris di Filipina

Keluarga Yakin Yoki Tidak Terlibat Kelompok Teroris di Filipina

Arbi Anugrah - detikNews
Kamis, 01 Jun 2017 14:30 WIB
Foto: Arbi Anugrah/detikcom
Banyumas - Yoki Pratama Windyarto (21) asal Banjarnegara, Jawa Tengah merupakan salah satu dari 7 Warga Negara Indonsia (WNI) yang diduga ikut terlibat serangan di Kota Marawi, Filipina Selatan.

Yoki masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Philippine National Police (PNP). Yoki merupakan warga Desa Klampok, Kecamatan Purworejo Klampok, Kabupaten Banjarnegara.

Yoki lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Tangerang. Keluarga mulai kehilangan kontak dua bulan setelah bekerja di PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia. Yoki yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Agus (50) dan Eni (49).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibunda Yoki, Ny Eni kepada wartawan di rumah mengungkapkan keluarga meyakini jika Yoki tidak terlibat dalam aksi yang dilakukan di Filipina Selatan. Keluarga menganggap Yoki merupakan anak yang tidak neko-neko kesehariannya.

"Lulus STPI, 8 september 2016. Lalu diterima kerja pada 28 Desember 2016 di Tangerang, baru 2 bulan bekerja setelah itu hilang kontak," ungkap Eni, Kamis (1/6/2017).

Menurut dia, keluarga mulai kehilangan kontak dengan Yoki mulai tanggal 27 Februari 2017. Sejak saat itu keluarga berusaha mencari keberadaan Yoki melalui teman-temannya dan saudara-saudaranya namun tidak ditemukan, hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk melaporkan hilangnya Yoki kepada kepolisian.

"Tanggal 27 Februari 2017 itu mulai hilang kontak, dia keluar dari grup kontak whatsapp keluarga. Kita ikuti prosedur dengan melapor polisi awal Maret. Teman-temannya juga mencari," jelasnya.

Dia berharap anak sulungnya pulang ke rumah. Sebab keluarga sejak bulan Februari hingga sekarang terus mencari.

"Saya ingin anak saya pulang. Kalau ada kabar seperti ini ada harapan dia bisa pulang, mau cari tidak bisa, kita hanya menunggu. Keluarga berharap dia bisa pulang," katanya.

Keluarga mengaku kaget ada kabar Yoki di Filipina Seklatan. Namun dia yakin jika anaknya tersebut tidak terlibat dalam aksi di Filipina. Karena selama ini tidak ada hal ganjil dalam pergaulan Yoki.

"Waktu itu memang dia kos, tapi itu masih terpantau sama saudara-saudaranya. Terakhir bertemu saat nengok Yoki sakit cacar bulan Februari di tempat Pakdenya di Bekasi. Tapi hanya sehari, dan saat bertemu biasa saja tidak ada perilaku yang berbeda," ungkap Eni.

Menurutnya Yoki pernah cerita jika ingin membantu kedua orang tuanya dan adiknya saat menerima gaji pertamanya serta ingin membiayai kedua orang tuanya naik haji.

"Dia kerja baru dua bulan, tapi dia pernah cerita cita-citanya kalau gaji pertamanya untuk ibunya. Lalu adiknya sekolah mau dibantu sekolah, sampai bilang mau menaikkan haji orang tuanya. Hebatlah orang yang bisa mempengaruhi dia (sampai pergi dari keluarga)," kata Eni.

Menurutnya dalam keseharian Yoki tidak merokok, tidak suka keluyuran. Semua baik-baik saja selama masa kuliah sampai selesai. (arb/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads