Penyebabnya karena tebing-tebing itu terbentuk dari terumbu karang, berbahan dasar batuan lunak yang mudah larut sewaktu diterjang ombak.
Sepertinya tebing kapur di Pantai Ngungap, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari yang mengalami longsor dan banyak rekahan yang membahayakan wisatawan. Padahal setiap hari tempat itu biasanya dipenuhi wisatawan yang ingin melihat matahari tenggelam (sunset).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah peristiwa di Pantai Sadranan dulu, kami sudah melakukan diskusi dengan ahli geologi. Hasil diskusi menyebutkan zona selatan, terutama kawasan karst pantai memiliki potensi runtuh," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono saat dihubungi via telepon, Senin (29/5/2017).
Menurut Hary berdasarkan penjelasan ahli geologi tersebut diketahui jika tebing di Pantai Selatan Gunungkidul itu mudah tergerus, karena struktur tebing dari batuan lunak. Kondisi ini memicu kerapnya longsor di tebing karst Pantai Selatan Gunungkidul.
Dia meminta wisatawan yang berkunjung ke kawasan pantai selatan agar berhati-hati dan mau mematuhi rambu-rambu yang dipasang petugas. "Kami akan berkoordinasi dengan BPBD buat memasang rambu tambahan," katanya.
Saat ini Dinas Pariwisata dan BPBD Gunungkidul memang sudah memasang puluhan rambu-rambu. Tercatat 2016, mereka memasang 50 titik papan peringatan, atau rambu agar wisatawan tidak berteduh di bawah tebing.
Dia menambahkan untuk di Pantai Ngungap, pihaknya akan memasang rambu tambahan agar wisatawan tidak nekat masuk ke kawasan sekitar tebing pantai.
"Kalau sementara ini kami pasang peringatan menggunakan spanduk dulu, setelah itu baru rambu permanen," paparnya.
Koordinator Tim SAR Satlinmas Korwil II Marjono mengatakan hasil pengamatan ditemukan banyak rekahan di sepanjang tebing. Bukit Ngungkap tersebut diketahui sudah terdapat retakan sepanjang 100 meter dan lebar 50 sentimeter.
Dia meminta wisatawan tidak mendekat di kawasan tersebut karena rawan longsor susulan. Beberapa petugas SAR berjaga di tempat masuk ke lokasi agar wisatawan tidak mendekat.
"Sekitar lokasi sudah dipasang police line. Kami juga sudah memantau pakai drone, memang terlihat retakan yang cukup panjang," ungkap Marjono. (bgs/bgs)