"Peristiwa itu masih menjadi ingatan bagi warga Bantul. Wilayah yang dilewati sesar Opak yang kena dampak gempa paling parah," Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bantul, Dwi Daryanto, Sabtu (27/5/2017).
Menurut dia pusat gempa DIY 2006 di Sungai Opak di Dusun Potrobayan, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul. Sekarang ini lokasi pusat gempa berdiri tugu peringatan, letaknya 300 meter dari pusat gempa yang merupakan tempuran Sungai Opak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah ini masih sedikit, dibandingkan jumlah sekolah yang mencapai ratusan. Ini masih jadi pekerjaan rumah kami," katanya.
Selain itu sekolah kata Dwi, BPBD juga berupaya mendirikan desa tangguh bencana. Hingga tahun 2016 dari 75 desa di Bantul, sekitar 15 desa di antaranya sudah tercatat sebagai desa tangguh bencana. Untuk menambah desa tangguh bencana, BPBD di tahun 2017 menargetkan tambahan 7 desa, hingga total menjadi 22 desa.
Menurutnya untuk menjadi desa tangguh bencana, desa harus memiliki perencanaan rapi seperti memiliki peta risiko bencana tingkat desa, forum penanganan penanggulangan bencana, dan memiliki rencana tindak lanjut pengurangan risiko bencana. "Agar kalau ada bencana bisa melakukan penanganan mandiri," katanya.
Pemkab Bantul kini bersiap-siap tahun 2018 menjadi daerah tangguh bencana. Nantinya seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Bantul diproyeksikan siaga dan tangguh bencana. Jika muncul bencana macam gempa, peristiwa tahun 2006 tidak terulang. "Tahun 2021 seluruh desa ditargetkan sudah berstatus desa tangguh bencana," pungkas dia. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini