Luqman adalah buah hati Tumiyo (43) dan Sri Daryani (35) yang menderita penyakit ini sejak lahir. Imbasnya pertumbuhan Luqman tak normal, kornea mata kuning dan perutmembuncit. Selain itu Luqman hanya bisa duduk 10 menit, sisanya dihabiskan tidur miring.
Selain itu suara Luqman juga tak lancar, hanya bisa terbata-bata. Padahal balita seusianya seharusnya sudah bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak saya perkembangannya tidak seperti lainnya," ungkap Daryani di rumahnya, Rabu (17/5/2017).
Menurutnya saat ini anaknya tiap sebulan sekali harus kontrol di RSUP Sardjito, Yogyakarta. Setiap Senin dan Kamis harus disuntik vitamin.
Beban yang harus didera keluarga Tumiyo bertambah berat, karena Luqman tiap hari harus mengkonsumsi susu khusus, yang harganya Rp 280 ribu per kaleng dan habis tiap tiga hari. Tumiyo hanya bekerja buruh bangunan.
Untuk menyembuhkan penyakit Luqman, pihak keluarga menyiapkan opsi pencangkokan hati, dengan ibunya sendiri yang jadi donatur. Tapi Daryani tidak tahu kapan pencangkokan tersebut terlaksana, sebab pihak keluarga terkendala biaya.
Untuk operasi pencangkokan hati, setidaknya uang Rp 1,5 miliar mesti disiapkan. Untuk biaya operasi pencangkokan, kemungkinan bakal ditanggung pribadi dan BPJS.
"Belum lama ini hati saya dan Luqman sudah dioperasi buat pencocokan dan ternyata cocok," ungkap Daryani.
Dia berharap ada donatur yang bersedia membantu biaya operasi. Sebab kalau biaya pribadi sampai sekarang belum ada biaya. "Saya berharap ada donatur, sehingga bisa membantu biaya operasi," pungkas dia. (bgs/bgs)