Duta Besar (dubes) Denmark untuk Indonesia, Casper menjelaskan, sampah memang menjadi salah satu masalah di Indonesia sehingga perlu adanya pengelolaan yang baik. Oleh sebab itu pihaknya membantu pengelolaan sampah agar menjadi energi dan bisa dimanfaatkan.
"Jumlah sampah di Indonesia sangat besar, kami berusaha membuat pilot proyek energi dari sampah. Pengelolaan sampah menjadi gas, dari gas menjadi energi," ungkap Casper di kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (17/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah matang, ini tahap tendering. Pelaksanaan proyek, ground breaking bulan Agustus atau September," kata Ian.
Menurutnya pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) itu ditargetkan beroperasi tahun 2018 dan mampu menghasilkan 1,3 megawatt listrik. Dalam proyek tersebut, Pemerintah Denmark memberikan dana hibah senilai Krone Denmark (DKK) 24,75 juta atau Rp 49,5 miliar.
Kerjasama antara Denmark dan Jawa Tengah juga dilakukan pada 4 proyek lainnya yaitu pembangkit listrik tenaga surya dengan sistem off-grid di Pulau Parang, Karimunjawa agar listrik mengalir 24 jam. Di Kabupaten Klaten ada proyek penanganan limbah cair dan padat industri pati onggok Desa Daleman dan Desa Pucang Miliran Kecamatan Tulung .
Selanjutnya di Kabupaten Cilacap ada proyek pengolahan sampah menjadi bahan bakar di TPA Tritih Lor. Di Kabupaten Tegal yaitu pemindahan 25 ribu ton limbah beracun dari peleburan logam di Desa Pasarean Kecamatan Adiwerna.
"Jadi dalam 2 sampai 3 tahun sudah siap semua, selesai tender," kata Ian.
Menurut Ian, Jawa Tengah merupakan provinsi yang kinerjanya baik sehingga bantuan atau kerjasama bisa berjalan lancar. Selain itu isu lingkungan juga menjadi tantangan di Jawa tengah. (alg/alg)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini