Tanaman bawang merah di kebun yang terletak di Kecamatan Kretek dan Kecamatan Sanden ini membusuk di bagian batangnya kemudian layu dan mati.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul, Pulung Haryadi, membenarkan serangan hama ini. Menurut dia di Bantul ada sekitar 79 hektare lahan bawang merah, dengan 2,5 hektare di antaranya gagal panen terserang fusarium oxysporum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebabnya karena iklim terlalu lembab," ulas Pulung, Senin (15/5/2017).
Untuk media penyemprotan, Pulung meminta petani menggunakan pestisida hayati. Meski efeknya lebih lambat dibanding pestisida kimia, imbuhnya, pestisida hayati lebih ramah lingkungan dan hasil panennya lebih aman dikonsumsi.
"Yang pasti hasil panennya dikonsumsi lebih sehat," lugasnya.
Seorang petani bawang merah di Dusun Tokolan, Desa Tirtomulyo, Kecamatan Kretek, Bantul, Agus, mengaku jika tanaman miliknya juga terserang hama jenis ini.
Beruntung tidak semua tanaman bawang merah miliknya terserang hama. Namun hama yang membuat kebusukan tanaman ini meresahkan petani.
Jika hama jenis ini tak segera diatasi, baik oleh pemerintah maupun petani sendiri, Agus khawatir penyebaran hama meluas. Sehingga ancaman gagal panen bertambah.
"Saya tanam bawang merah di lahan 30 Ru, 10 persen gagal panen. Tadi dipanen usia 50 hari lebih, yang terserang (hama) tidak banyak," pungkasnya. (sip/sip)