Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Siti Hartati Murdaya mengungkapkan, kirab tersebut memilik makna tersendiri bagi umat Budha.Kirab merupakan salah satu prosesi yang menjadi kebiasaan umat Budha.
"Di dalam segala macam upacara, ada namanya prosesi. Entah itu mengelilingi altar, ataupun mengelilingi candi, dan lainnya," kata Hartati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kita sedang berjalan, kita juga sedang melatih kesadaran, sehingga pikiran kita menjadi tenang dan seimbang," katanya.
Dengan menguasai diri dan fokus terhadap keheningan dalam kesadaran, lanjutnya, manusia menjadi lebih tenang. Tidak terganggu oleh apa yang terjadi di luar, baik pikiran maupun fisik. Hal tersebut itu sejatinya ada dalam diri setiap manusia yang disebut sifat alami Budha.
"Ketika kita lupa, kita menjadi tidak sadar dan melakukan banyak kekeliruan. Akibatnya, manusia menjadi penuh dengan angkara murka dan memicu bencana. Untuk itu, manusia harus kembali kepada dirinya yang sejati," kata Hartati.
Pada rangkaian perayaan Tri Suci Waisak tahun ini, terdapat sedikitnya 14 sangha yang terlibat. Mereka turut dalam prosesi kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur yang berjarak sekitar 3 kilometer.
Detik-detik Waisak yang akan dilaksanakan pada hari Kamis (11/5) pukul 04.42.09 WIB. Sebelumnya, umat Budha akan lebih dulu melepaskan lampion di Taman Aksobya kompleks Candi Borobudur.
(bgs/bgs)











































