Sebelum disemayamkan di kompleks Candi Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, sejumlah sangha lebih dulu melakukan puja bakti untuk mensakralkan air tersebut.
Beberapa sangha dan majelis yang ikut dalam puja bakti air berkah Waisak, diantaranya Sangha Teravada, Mahayana, Tantrayana, Madhatantri, Mahanikaya, Majelis Tridharma, Kasogatan, dan Majelis Mapanbumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Hartati Murdaya, mengatakan perayaan Tri Suci Waisak tahun ini memiliki pengharapan tersendiri. Yaitu memohon berkah keselamatan bagi seluruh warga Indonesia agar terhindar dari segala marabahaya dan malapetaka.
"Adapun air suci yang diambil melambangkan kesejukan, kesuburan, energi positif, dan bisa dijadikan tauladan dengan sifat rendah hati dan penuh damai," terang Hartati.
Dia menyebutkan, air selalu digunakan sebagai media untuk memberikan berkah. Hal itu telah dicontohkan oleh Buddha ketika mendatangi sebuah tempat yang dilanda wabah.
![]() |
"Buddha meminta sang murid untuk memercikkan air suci ke tempat tersebut. Setelah itu, wabah lenyap dan warga menjadi sehat kembali. Sejak saat itu, umat Buddha selalu mengikuti ajaran tersebut dan menggunakan air sebagai media berkah dan kekuatan," ungkapnya.
Bante Wong Sin Labiko Mahatera menambahkan, air melambangkan kesejukan suasana dan pikiran "Air suci dari sumber mata air Umbul Jumprit merupakan air murni dan pantas untuk didoakan oleh para rohaniawan," katanya.
Sesuai dengan jadwal, rangkaian perayaan Trisuci Waisak akan dilanjutkan dengan pengambilan api abadi atau api dharma di Mrapen, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Purwodadi, Selasa (9/5/2017).
Air berkah dan api dharma akan dikirab oleh umat Buddha menuju Candi Borobudur, Rabu (10/5/2017). Kemudian, upacara perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015 akan dipusatkan di pelataran Candi Borobudur, Kamis (11/5/2017).
![]() |