"Saya pastikan bukan suporter kami (Persiba Bantul)," tegas Endro saat dihubungi detik.com, Senin (8/5/2017).
Dari 23 orang yang ditahan di Polres Gunungkidul di antaranya ada warga Bantul. Namun Endro memastikan bahwa mereka yang ditahan bukan suporter Paserbumi, CNF X 1967, Ultras 3, atau elemen pendukung Persiba Bantul lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Endro meminta aparat kepolisian menindak tegas massa yang membuat kericuhan karena sudah menimbulkan kerusakan. Tidak hanya kendaraan aparat kepolisian namun juga warga biasa yang melintas.
Sementara itu Lurah Paserbumi, Rumawan menambahkan jika tidak ada anggota Paserbumi yang terlibat. Selama ini antara Paserbumi dengan Pasoepati sudah memiliki hubungan erat.
"Saya tegaskan yang mengejar Pasoepati itu bukan suporter Paserbumi dari Persiba Bantul. Biasanya kalau ada anggota Paserbumi (terlibat) kami sudah diberi tahu, tapi sampai saat ini tidak ada informasi," kata Rumawan.
Rumawan menyesalkan kejadian ini, sehingga nama suporter Persiba dan Paserbumi tercoreng, oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
"Kami berharap para penegak hukum memproses sesuai undang-undang yang berlaku. PSSI harus jeli melihat kasus ini, sehingga bukan justru Persiba Bantul yang dirugikan dan kena sanksim," katanya.
Perlu diketahui saat terjadi bentrokan dengan aparat di Bunderan, Siyono, Playen, Polres Gunungkidul menahan sebanyak 23 orang. Mereka adalah salah satu pendukung klub sepakbola DI Yogyakarta. Mereka terlibat bentrok karena hendak mengejar suporter Persis Solo, Pasoepati, saat mau balik Surakarta lewat Gunungkidul. Akibat dari bentrokan tersebut, satu sepeda motor polisi dibakar. Saat ini polisi juga menahan puluhan sepeda motor milik massa yang terlibat bentrokan. (bgs/bgs)