Namun nasib sial menimpa dirinya saat berangkat menuju ke sekolah, sekitar pukul 14.00 WIB. Ketika sampai di kawasan Pokoh, Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, dia dipepet oleh rombongan konvoi hingga terjatuh. Tak hanya itu, dia juga dihajar menggunakan gir.
"Saya pas lagi berangkat sekolah. Pengumumannya pukul 15.00 WIB. Tiba-tiba dipepet sampai jatuh dan dipukul pakai gir. Setelah itu saya enggak sadar," kata Tri di Mapolres Klaten, Jl Diponegoro, Kamis (4/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib serupa juga dialami Defi Sri Aji, siswa kelas XII SMA 1 Karangnongko Klaten. Saat berada di jalan sekitar sekolah, dia dan teman-temannya dihajar oleh segerombolan orang yang berkonvoi dengan sepeda motor.
"Tiba-tiba 50-an kendaraan datang mengacung-acungkan celurit. Saya mencoba melarikan diri, lalu ditabrak dan diseret. Untungnya bisa lari lewat sawah dan ditolong warga," katanya.
Kapolres Klaten, AKBP Muhammad Darwis, mengatakan gerombolan tersebut datang dari arah Sleman. Beberapa mengenakan seragam, beberapa mengenakan pakaian bebas.
"Mereka masuk ke Klaten melalui jalan kampung, karena mereka tahu ada polisi berjaga di batas kota. Terus mereka melakukan penyerangan di beberapa lokasi," kata Darwis.
Menurutnya, gerombolan tersebut membawa berbagai macam senjata tajam, antara lain badik, pedang, hingga gir sepeda motor.
"Sampai sekarang sudah kita tetapkan satu orang tersangka. Kita akan dalami kenapa mereka bisa membawa senjata tajam," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi telah memeriksa 136 orang yang terlibat aksi brutal tersebut. Sedikitnya tiga orang mengalami luka serius dan lima orang mengalami luka ringan. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini