UNBK Digabung, Sekolah di Gunungkidul Harus Nombok Biaya

UNBK Digabung, Sekolah di Gunungkidul Harus Nombok Biaya

Usman Hadi - detikNews
Selasa, 02 Mei 2017 12:54 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Ada sekitar 36 dari 142 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsnawiyah (MTs) yang digabung dengan sekolah lain untuk mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Banyaknya sekolah yang menggabung dalam pelaksanaan UNBK, menjadikan permasalahan tersendiri bagi pihak sekolah. Persoalan jarak antar sekolah yang jauh, membuat sekolah harus mencarikan solusi. Sebab jika siswa dibiarkan berangkat sendiri, dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di jalan.

Seperti yang dialami Madrasah Tsanawiyah (MTs) YAPPI Mulusan, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul. Oleh karena ketersediaan perangkat komputer terbatas, siswa sekolah ini harus melaksanakan ujian di SMK YAPPI Wonosari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswa yang mengikuti ujian nasional diantar jemput dengan minibus saat berangkat dan pulang. Hal itu akan dilakukan selama ujian nasional berlangsung.

"Ada 54 siswa kami yang melaksanakan ujian," jelas Kepala MTs YAPPI Mulusan, Riyata di Wonosari, Selasa (2/5/2017).

Saat pihak MTs baru memiliki 20 perangkat komputer, sehingga sekolah harus menggelar UNBK di SMK YAPPI Wonosari. Padahal jarak antar dua sekolah lumayan jauh, lebih dari 8 kilometer.

"Sebenarnya dengan 20 unit komputer kami sudah bisa melaksanakan UNBK mandiri. Tapi kami merasa ini hal baru," katanya.

Lantaran jarak sekolah yang jauh, pihak sekolah menyewa dua minibus. Tidak hanya saat pelaksanaan UNBK, tapi saat simulasi UNBK, pihak sekolah juga sudah menyewa bus.

"Kami 3 kali melakukan simulasi (UNBK) juga di sini (SMK YAPPI Wonosari). Sampai dengan pelaksanaan UNBK empat hari nanti, berarti kami menyewa minibus empat kali," ungkapnya.

Riyata mengaku pihak sekolah harus mengeluarkan dana yang besar untuk operasional tersebut. Dana yang harus dikeluarkan sebanyak Rp 3,5 juta untuk menyewa minibus.

Inisiatif menyewa minibus datang dari pihak sekolah, karena jika siswa-siswa MTs dibiarkan berangkat sendiri tidak memungkinkan. "Inisiatif dari sekolah, kalau anak berangkat sendiri ya susah," katanya.

Dia meminta pemerintah berkomitmen menyediakan perangkat komputer, sehingga tidak ada lagi sekolah yang kesulitan saat pelaksanaan UNBK. "Harusnya pemerintah komitmen memberikan bantuan. Karena swasta saat ini sama sekali belum ada bantuan perangkat komputer," ungkap dia.




(bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads