Selain ziarah, mereka juga menggelar upacara di kompleks makam Taman Wijaya Brata, di Tahunan, Umbulharjo Kota Yogyakarta. Ziarah di makam diikuti para pejabat Muspida DIY, pelajar dan mahasiswa perguruan Taman Siswa.
Upacara dipimpin Ketua Umum Majelis Luhur Taman Siswa Prof Dr Sri Edi Swasono. Seusai upacara dan doa bersama, Edi bersama pejabat perwakilan Forkompimda DIY memimpin tabur bunga di atas nisan Ki Hajar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara. Setelah itu para pelajar dan mahasiswa Perguruan Taman Siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulisan RM Suwardi Suryaningrat sebelum menggunakan nama Ki Hajar Dewantara yang berjudul 'Als Ik een Nederlander was' yang dimuat di surat kabar De Express, 13 Juli 1913, membuat dia dibuang ke Pulau Bangka dan dilanjutkan pembuangan ke Belanda pada tanggal 17 Agustus 1917. Ki Hajar mendidikan Perguruan Taman Siswa, 3 Juli 1922.
Peringatan hari pendidikan nasional yang diperingati tiap tanggal 2 Mei itu merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara, 2 mei 1889. Ki Hajar adalah Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PPK) pertama yang diangkat Presiden Soekarno tanggal 19 Agustus 1945. Ki Hajar wafat di Yogyakarta, 26 Juli 1959 dan diangkat sebagai pahlawan nasional.
Di kompleks makam tersebut selain Ki Hajar Dewantara juga dimakamkan tokoh Taman Siswa dan tokoh nasional lainnya seperti Ki Sarino Mangunpranoto mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1956-1957 zaman Kabinet Ali Sastroamidjojo dan mantan Perdana Menteri (PM) Dr Soekiman.
"Konsep pendidikan yang berkarakter, berbudi pekerti luhur dan berbudaya itu telah dirintis oleh Ki Hajar. Pendidikan itu mencendaskan kehidupan bangsa bukan hanya sekedar menggunakan otak saja," ungkap Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa Yogyakarta, Sri Edi Swasono (bgs/bgs)