Peristiwa kesurupan terjadi pada hari Jumat (21/4/2017) malam, di Dusun Pakel, Desa Harjosari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Sebanyak tujuh siswa tiba-tiba kesurupan dan tidak sadarkan diri. Mereka berteriak-teriak histeris dan meminta siswa yang membawa kerang untuk mengembalikan ke Pantai Imdrayanti atau Pantai Pulang Sawal itu.
Mengetahui ada siswa yang kesurupan, guru pendamping meminta bantuan warga. Warga Pakel kemudian memanggil juru kunci Pantai Indrayanti, Wasiman, yang juga warga Dusun Singkil, Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum menunaikan salat maghrib berjamaah masjid, ada beberapa siswa kesurupan. Awalnya hanya tiga siswa kesurupan, namun setelah siswa lainnya mencoba menolong temannya, justru mereka ikut kesurupan," ungkap Triono ketika dikonfirmasi wartawan, Sabtu (22/4/2017) siang.
Mengetahui adanya siswa kesurupan lanjut dia, rombongan panik karena upaya mereka untuk menyadarkan para korban tak kunjung membuahkan hasil. Siswa yang kesurupan berteriak dan berujar agar mereka yang membawa kerang di Pantai Indrayanti, agar dikembalikan pada waktu itu juga.
"Ono sing nggowo kerang, balekno saiki (ada yang membawa kerang, kembalikan sekarang)," ucap Triono, menirukan omongan siswa yang kesurupan.
Setelah itu sejumlah guru pendamping meminta bantuan warga setempat. Warga memanggil juru kunci Pantai Indrayanti Gunungkidul, Wasiman. Setelah Wasiman datang ke lokasi, ketujuh siswa kesurupan berhasil ditenangkan.
Menurut keterangan juru kunci, para siswa kesurupan karena membawa pasir putih dan kerang dari Pantai Indrayanti Gunungkidul tanpa izin. Kerang dan pasir tersebut oleh juru kunci diminta untuk dikembalikan ke pantai.
"Setelah sadar, rombongan wisatawan ini langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Yogyakarta, menuju penginapan," pungkas dia. (bgs/bgs)