"Ini (PLTH di Bantul) kalau sudah bagus, nanti akan kami replicate untuk di Indonesia timur, seperti Kupang dan Flores," ujar Nasir saat meninjau PLTH yang terletak di Pantai Baru Pandansimo, Kecamatan Srandakan, Bantul, Sabtu (15/4/2017).
Nasir belum mau mengungkap kapan rencana itu akan direalisasikan. Menurutnya, yang terpenting adalah memperbaiki PLTH Pantai Baru Pandansimo terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum melakukan perbaikan, Nasir menyebut bakal menugaskan Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Kemenristekdikti menilik PLTH Pantai Baru Pandansimo. Agar nantinya bisa dipetakan peralatan PLTH mana yang perlu diperbaiki. Karena masih rencana dan belum ada pendataan dari PPBT, Nasir belum bisa memperkirakan besaran anggaran yang dibutuhkan.
"Memang banyak peralatan (PLTH Pantai Baru Pandansimo) yang sudah aus. Contoh yang kami lihat tadi fungsi memindahkan dari solar sail menuju baterai (inverter) masih bermasalah. Makanya ini bagaimana ke depan bisa diperbaiki," kata Nasir.
Di sela-sela kunjungan kerja ke PLTH Pantai Baru Pandansimo ini, Nasir menyebut jika pihaknya memang mendukung program pemerintah pusat yang dikomandoi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk menghasilkan listrik 35.000 MW.
Sehingga kini pihaknya konsentrasi lakukan riset, tidak hanya mengembangkan PLTH tapi juga pembangkit listrik dari bahan lainnya, termasuk panas bumi.
"Sebenarnya potensi (panas bumi) di Indonesia tinggi," lugasnya.
"Kalau untuk mengembangkan pembangkit listrik dari kincir angin, anginnya masih angin-anginan," imbuh Nasir
Nasir menjelaskan listrik yang diproduksi dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) masih kurang optimal. Namun, Nasir menyebut jika pihaknya kini juga tengah berupaya, menjadikan angin kecil agar bisa menghasilkan listrik lebih besar di PLTB. (sip/sip)