Bapak dan anak tersebut adalah SU (59), warga Kasihan dan RS (24), warga Gondomanan, Kota Yogyakarta. Sementara satu pelaku lainnya berinisial HY (34), warga Kasihan.
"Satu tersangka, RS itu bertugas jadi penjaga keamanan gudang, jadi tahu betul kondisi gudang rempah," jelas Kapolsek Kasihan, Kompol Supardi, Senin (10/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cara mereka masuk sangat rapi, lewat saluran air di bawah gudang tersebut. Lalu mereka membobol penutup bak kontrol gudang, sehingga bisa masuk ke gudang dengan aman," tambahnya.
Para tersangka ini diketahui sudah beraksi sejak September 2016, baru tanggal 28 Maret 2017 aksi pembobolan tersebut diketahui. Setelahnya pemilik gudang melaporkan kejadian ini ke Polsek Kasihan. Mendapat laporan, jajaran Polsek Kasihan langsung bergerak. Dalam rentang kurang dari 12 jam, tiga pelaku berhasil ditangkap.
Para tersangka ini diketahui berhasil membawa sebanyak 144 karung, dengan masing-masing karung berisi 50 kg. Total kerugian yang dialami pemilik gudang mencapai Rp 720 juta.
"Total cengkeh di dalam gudang ada 712 karung, cengkeh itu dibawa dari Jakarta sekitar Juli 2016. Rencananya cengkeh tersebut digunakan buat minyak nilam," ungkapnya.
Atas perbuatannya ini, para tersangka terancam pasal 363 KUHP, dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Sementara barang bukti yang diamankan yakni satu unit sepeda motor viar nopol AB 2151 WY, satu karung cengkeh seberat 20 kg, dan tujuh lembar karung plastik.
Agar barang curian ini laku, mereka menjual cengkeh di bawah harga pasar, berkisar antara Rp 75-80 ribu. Tujuannya agar cengkeh yang mereka tawarkan lekas terjual.
Diwawancara detikcom secara terpisah, HY mengaku nekat mencuri karena diajak seorang temannya yaitu AG yang tinggal di belakang gudang. HY tertarik karena menurut AG, cengkeh di gudang itu berkualitas bagus. Sedangkan AG hingga saat ini masih buron.
"Saya dapat bagian Rp 2 juta. Uangnya sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari," kata HY.
"Kami ngambilnya secara berkala, kami baru ngambil kalau sudah ada pesanan. Kalau biasanya yang pesan itu pedagang di Pasar Bringharjo (Kota Yogyakarta)," imbuhnya. (sip/sip)