Hujan Deras Warnai Pembongkaran Pagar Pembatas di Keraton Solo

Hujan Deras Warnai Pembongkaran Pagar Pembatas di Keraton Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Minggu, 02 Apr 2017 16:09 WIB
Foto: Bayu Ardi Isnanto
Solo - Pembongkaran pagar pembatas di dalam Keraton Kasunanan Surakarta akhirnya direalisasikan oleh pihak Pakubuwono (PB) XIII. Kabar pembongkaran yang telah berhembus sejak dua minggu lalu, baru dilaksanakan hari ini, Minggu (2/4/2017).

Meski hujan lebat, pembongkaran tetap berjalan. Suara gerinda terdengar, digunakan untuk memotong pagar besi yang dibalut seng. Namun hanya sebagian pagar yang dibongkar.

Beberapa kerabat Keraton dari kubu Dewan Adat terlihat diam melihat proses pembongkaran. Beberapa orang lainnya menunjukkan kekesalannya dengan adanya pembongkaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan Deras Warnai Pembongkaran Pagar Pembatas di Keraton SoloFoto: Bayu Ardi Isnanto


Lokasi tersebut merupakan penghubung antara Sasana Nalendra, tempat tinggal raja dengan Langen Katong yang berada di lokasi utama Keraton Kasunanan Surakarta.

Pagar itu disebut-sebut sebagai penghalang PB XIII menghadiri peringatan kenaikan tahta raja atau tingalan jumenengan. Selama empat tahun terakhir, tingalan jumenengan tidak dihadiri PB XIII.

Di pihak Dewan Adat, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi, menyayangkan pembongkaran.

"Pagar itu dibangun atas kesepakatan kedua pihak. Mereka (kubu PB XIII) yang membangun pagar, kita hanya menambal dengan seng. Sekarang mereka sendiri yang membongkar," katanya.

Adapun pihak kepolisian dan Satlinmas telah berjaga di dalam maupun luar keraton sejak pagi tadi. Kapolresta Surakarta, AKBP Ribut Hari Wibowo dan Wakapolresta Surakarta, AKBP Andi Rifai turut mengamankan jalannya pembongkaran.

Pembatas yang sudah dibongkar sebagian.Pembatas yang sudah dibongkar sebagian. Foto: Bayu Ardi Isnanto


Rencananya, akan digelar kembali mediasi antara kedua pihak untuk menyelesaikan konflik. Kapolresta menyebut, masalah harus diselesaikan dengan kekeluargaan. "Ini biar diselesaikan secara kekeluargaan, jangan ada gesekan," ujar Ribut. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads