Seperti diketahui, kehadiran ojek online Go-Jek di Solo mendapat penolakan dari penyedia angkutan umum konvensional. Bahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta juga menolak Go-Jek sebagai angkutan penumpang.
Direktur PT Sekar Gelora Taksi, Meddy Sulistyanto, mengatakan kerjasama dengan Grab akan disesuaikan dengan regulasi yang ada. Yang dipakai nantinya hanya mobil pelat kuning Gelora Taksi, karena pihaknya ingin menunjukkan tidak semua aplikasi online buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem penghitungan biaya tetap berdasarkan argometer. Tarif belum ada perubahan karena perubahan tarif itu prosesnya lama. Hharus ada perizinan dulu. Kita juga tidak ingin ada perubahan yang mendadak, jangan sampai menimbulkan keributan," kata Meddy, Sabtu (18/3/2017).
Baca Juga: Angkutan Online di Solo: Go-Jek Ditentang, Taksi Grab Menjelang
Nantinya sebagai tanda Grab telah terintegrasi dengan Gelora Taksi, stiker Grab akan ditempel di taksi. Sedangkan seragam sopir taksi masih menggunakan yang lama. Aplikasi Grab, menurutnya, akan menyasar kepada konsumen dari luar kota, terutama dari kota-kota besar, yang sedang berada di Solo.
"Kami saat ini masih menyusun legalitas kerja sama. Pekan depan, rencananya akan dilakukan penandatanganan kerja sama," lanjutya.
Sopir Gelora Taksi, Slamet Rosyidi, mengaku, pesanan taksi meningkat saat aplikasi Grab diujicobakan. Pengoperasian aplikasi Grab, menurutnya, tidak terlalu sulit. "Kita butuh penyesuaian. Pertama memang agak susah, tapi belajar lama-lama juga mudah. Pagi tadi saja sudah ada yang dapat enam pesanan," ungkap Slamet. (mbr/mbr)











































