Pedagang Klewer Geruduk Balai Kota Solo Tolak PKL Bermobil

Pedagang Klewer Geruduk Balai Kota Solo Tolak PKL Bermobil

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 06 Mar 2017 12:31 WIB
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo - Ratusan pedagang Pasar Klewer menggeruduk Balai Kota Surakarta, Senin (6/3/2017). Mereka berunjuk rasa, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menindak tegas para pedagang bermobil yang berjualan di tempat parkir.

Koordinator aksi, Tavip Harjono, menuding pemkot tidak tegas dalam menyelesaikan masalah tersebut. "Sudah puluhan tahun masalah ini tidak selesai. Justru sekarang jumlah pedagang bermobil semakin bertambah," kata Tavip dalam orasinya.

Pedagang bermobil dianggap merugikan pedagang yang menetap di dalam Pasar Klewer. Mereka sebenarnya adalah tengkulak bagi pedagang Pasar Klewer. Namun mereka juga berjualan secara eceran di lokasi parkir. "Jumlahnya sekitar 132 mobil. Di waktu tertentu bisa mencapai 200 sampai 240 mobil," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Surakarta, Subagiyo, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Sutardjo, dan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Hari Prihatno, mewakili Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo menemui demonstran.

Pedagang Klewer Geruduk Balai Kota Solo Tolak Pedagang BermobilKepala Dinas Perdagangan Surakarta, Subagiyo, (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Subagiyo mengajak pedagang Pasar Klewer bekerja sama menyelesaikan problem tersebut. "Pedagang sekarang jangan ambil barang di tempat parkir. Kalau masih ada, laporkan HPPK (Himpunan Pedagang Pasar Klewer). Masalahnya ini salah satu yang memicu bertambahnya pedagang bermobil," ujar Subagiyo.

Sementara itu, Sutardjo mengatakan telah menangkap dua orang pedagang bermobil pekan lalu. Satu orang dikenai sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Sedangkan satunya tidak terbukti melanggar peraturan. "Pedagang bermobil kita bawa ke pengadilan, agar ada efek jera," kata Sutardjo.

Mengenai wacana penjagaan ketat di lokasi parkir, Sutardjo masih mempertimbangkan. "Personel kita terbatas, tidak mungkin hanya kita tempatkan di situ saja. Sementara tetap kita lakukan operasi seminggu dua kali. Kalau tertangkap, kita kenakan tipiring," tutupnya. (try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads