Eksploitasi lahan untuk tanaman semusim seperti sayur-mayur di atas telaga dengan cara dicangkul telah mengakibatkan sendimentasi besar-besaran karena tanah yang tergerus masuk ke dalam telaga. Sedangkan pada saat yang sama, ratusan petani menyedot air telaga ke atas untuk kebutuhan pengairan tanamannya.
"Kalau tidak dilakukan langkah-langkah penanganan secara cepat, paling lambat 10 tahun ke depan Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang indah dan ajaib tersebut akan hilang karena mengering. Tanpa restorasi terpadu kedua telaga itu hanya akan menyisakan hamparan lumpur mengering," ujar kepala Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP2TPDAS), Nur Sumedi, kepada wartawan di Solo, Kamis (18/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BP2TPDAS telah melakukan restorasi di Puncak Perahu dan Petung Kriyono dengan mengeksplorasi tanaman asli Pegunungan Dieng yang dapat menahan erosi. Salah satu yang ditemukan adalah pohon Tengsek yang saat ini sudah cukup langka.
"Tapi harus dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat. Pemkab Wonosobo cukup bersemangat mendukung program kami. Memang ada kendala di lapangan karena masyarakat keberatan jika banyak lahan ditanami pohon penangkal erosi yang mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian sayur-mayur. Karena itu butuh pendekatan dan sosialisasi semua pihak," jelasnya. (mbr/trw)