Tradisi turun-temurun itu diadakan di Bukit Sidoguro yang berada di kawasan Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Meskipun acara dimulai pukul 09.00 WIB hingga siang, namun semenjak pagi warga sudah menyemut memadati lokasi. 37 gunungan ketupat telah dipersiapkan semenjak pagi dari pintu masuk obyek wisata Rowo Jombor yang selanjutnya akan diarak menuju Bukit Sidoguro sekitar 1 kilometer.
![]() |
Gunungan itu diberi nama sesuai penyumbangnya. Ada nama-nama pejabat, ada nama-nama dinas pemerintahan, namun ada juga yang atas nama warga desa. Meskipun demikian semua selongsong ketupat hingga proses mengisi beras dan memasaknya adalah buatan warga Krakitan sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harus membuat sendiri, bukan membeli. Karena kupat ini adalah pengakuan kesalahan masing-masing kami. Kalau yang membuat orang lain berarti yang mengaku salah orang lain, bukan kami," papar Waginah, warga setempat.
![]() |
Tak hanya ketupat yang disediakan, berbagai hidangan penghias gunungan juga dipasang. Diantaranya sayur-mayur hasil pertanian. Tak cuma itu, masakan menu khas Jawa pelengkap santap ketupat juga disertakan. Diantaranya opor ayam, serundeng, sambal goreng ati hingga kerupuk diletakkan pada gunungan. Dengan demikian, warga yang hadir akan bisa langsung menyantap.
Usai diarak, satu per satu gunungan ketupat selanjutnya diletakkan di plasa terbuka. Selanjutnya adalah puncak acara Bakdan Kupat, yakni ribuan warga yang berebut gunungan ketupat. Setelah didoakan, warga akan menyerbu ribuan ketupat lengkap lauk-pauk siap santap.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini