Pusat Kuliner Khas Semarang Bakal Dibangun di Dekat Sam Po Kong

Pusat Kuliner Khas Semarang Bakal Dibangun di Dekat Sam Po Kong

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Kamis, 17 Sep 2015 17:27 WIB
Foto: Angling Adhitya P
Semarang - Pusat kuliner makanan khas Semarang akan dibangun tidak jauh dari Klenteng Sampokong di Jalan Simongan tepatnya di kawasan Paramount Square yang hari ini mulai ground breaking. Pakar Kuliner, Bondan Winarno menjamin lokasi tersebut akan menjadi pusat kuliner nomor satu sehingga disebut "Semarang Satoe".

Bondan mengatakan Kota Semarang memiliki potensi destinasi wisata kuliner yang positif, namun hingga kini pusat kuliner di Semarang masih minim. Padahal menurut Bondan Semarang masuk 10 besar kota dengan destinasi wisata kuliner terbaik.

"Saya yakin Semarang itu destinasi wisata kulinernya terbaik, masuk 10 besar terbaik se-Indonesia," katanya ketika Ground Breaking Paramount Village dan kawasan komersil Paramount Square, Kamis (17/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan saat ini pusat kuliner yang khas di Semarang masih minim misalnya di pasar Semawis yang ada tiap akhir pekan. Padahal destinasi wisata kuliner bisa menggantikan destinasi tempat wisata Kota Semarang yang sedikit.

"Kuliner itu destinasi yang siap dikembangkan, banyak yang tidak punya destinasi wisata, contoh Semarang, mau Sampokong bisa,ย  Tugu Muda dikelilingi paling cuma dua menit. Kalau saya kasih daftar kuliner nomor satu, tiga hari tiga malam sudah kekenyangan daftarnya belum habis," terangnya.

Pemerintah Daerah Harus Patenkan Makanan Khas

Sementara itu Bondan menilai banyak kepala daerah yang kurang serius memperhatikan makanan khas daerahnya sendiri hingga akhirnya diklaim negara lain. Ia pun khawatir makanan-makanan khas Indonesia diklaim negara lain jika tidak segera dipatenkan.

"Kita abai, contoh Malaysia, jadi waktu 50 tahun merdeka mereka, mereka mencanangkan 50 warisan nasional Malaysia, jadi mulai bendera, lagu kebangsaan, makanan juga masuk termasuk rendang makanan Indonesia yang membuat orang Indonesia marah, saya bilang lho kok marah, disini tidak perah dicatatkan," terang Bondan.

Ia berharap pemerintah daerah mengambil langkah untuk menyelamatkan warisan daerah berupa makanan khas sehingga mendukung juga untuk destinasi wisata. Biaya untuk mendaftarkan paten, lanjut Bondan, sebenarnya tidak mahal sehingga bukan menjadi hal yang sulit.

"Kalian tahu tidakย  biayanya cuma Rp 2 juta untuk mendaftarkan untuk bisa dapet itu (paten). Kita baru marah kalau orang lain mendaftarkannya, coba nanti kalau Malaysia bilang tahu pong makanan khas Johor Baru, ngamuk kita. Ya salahe dewe, kita tidak mengakui kok, kita cuma ngomong," terangnya.

Bondan juga menyayangkan masih banyaknya makanan khas yang terpinggirkan. Meski demikian Bondan optimis makanan khas masih memiliki daya tahan menghadapi makanan-makanan luar negeri.

"Saya ingin gambarkan dalam 10 tahun ini adalah kebangkitan kuliner daerah, jadi ayo kita manfaatkan," tegasnya. (alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads