Razia Gelandangan, Polisi dan Preman Kejar-kejaran di Semarang

Razia Gelandangan, Polisi dan Preman Kejar-kejaran di Semarang

- detikNews
Senin, 10 Nov 2014 14:32 WIB
(Foto: Angling AP/detikcom)
Semarang - Gerombolan preman dan anggota polisi kejar-kejaran di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang ketika razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) digelar. Para pemuda itu berhamburan ketika "markasnya" didatangi tim gabungan dari Polrestabes Semarang.

Razia yang digelar siang bolong itu dimulai dari kawasan Fly Over Kalibanteng dan mengamankan pengemis yang membawa anak kecil. Selanjutnya petugas menyisir jalan hingga Lapangan Pancasila dan mendapati gerombolan remaja pria di toilet umum di pinggir lapangan.

Saat petugas mendatangi, mereka justru lari hingga terjadi kejar-kejaran. Dua diantara belasan pemuda berhasil kabur dengan menyeberang jalan yang kondisinya ramai. Petugas juga mengamankan tiga anak di bawah umur yang salah satunya adalah perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Razia yang dipimpin Kasat Binmas Polrestabes Semarang, AKBP I Nengah dan Kasat Sabhara Polrestabes Semarang, AKBP Basuki pun berlanjut ke Jalan Ki Mangunsarkoro atau di sekitar stadion Diponegoro. Saat petugas melintas, tiba-tiba siswa-siswa SMA berusaha melarikan diri tanpa sebab. Petugas pun curiga dan berhasil menangkap beberapa diantaranya.

"Saya dari Purwodadi, saya kira ada tawuran. Sudah biasa nongkrong di sini," ujar salah satu siswa.

Kemudian di dekat pos polisi Tugu Muda, petugas mengamankan beberapa penjual koran yang membawa anak kecil. Mereka langsung digelandang ke Mapolrestabes Semarang untuk dimintai keterangan. Salah satu wanita penjual koran sempat histeris dan pingsan saat tiba di kantor polisi karena ketakutan.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan pihaknya melakukan penertiban dan akan bekerjasama dengan Dinas Sosial untuk pendataan. Razia juga dilakukan karena ada informasi pengemis yang membawa anak kecil "sewaan".

"Ada laporan bawa anak kecil, pinjam kemudian diberi obat tidur, kan bahaya," kata Djihartono.

Sasaran razia, lanjut Djihartono, yaitu premanisme dan tindakan yang mengganggu kegiatan lalu lintas. Sedangkan preman-preman yang berhasil dibekuk siang ini semua sudah tidak bersekolah.

"Akan kami data dan koordinasi dengan dinas sosial," tandasnya.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads