Mereka pun mengungkapkan kegelisahannya dengan membuat mural di jembatan Kewek Yogyakarta. Jembatan yang dulu bernama asli dalam Bahasa Belanda, de Kerk, tepat di bagian tembok beton penyangga rel kereta api di mural. Temanya adalah 'Jogja Asat'.
Hal itu sebagai bentuk ungkapan kegelisahan warga yang sumurnya kering atau asat akibat pembangunan hotel-hotel di Kota Yogyakarta. Meski musim kemarau, sebelumnya sumur warga tidak pernah mengalami kekeringan hingga tidak ada air sama sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama tahun 2014 ada puluhan hotel berbintang yang akan di bangun di tengah Kota Yogyakarta. Bahkan di pinggir atau bantaran Sungai Code yang membelah Kota akan ada banyak hotel berdiri.
"Maraknya pembangunan hotel-hotel di tengah Kota Yogyakarta bukan membuat warga senang tapi malah khawatir, air tanah atau sumur jadi kering," kata salah satu pemural, Indrajayadi.
Berbagai komunitas, lanjut dia, mencoba menyuarakan keprihatinannya dengan membuat mural di tembok Jembatan Kewek Yogyakarta. Dua tembok di sisi kanan dan kiri jembatan dekat lampu merah jalan menuju kawasan Kotabaru digambar mural dengan tema Jogja Asat dan Jogja Ora Didol.
(bgs/try)