"Wilayah Binangun, Kroya, dan Nusawungu kami beri perhatian khusus," kata Kapolres Cilacap, AKBP Andry Triaspoetra, kepada wartawan, Jumat (8/8/2014).
Menurut dia, di tiga kecamatan tersebut memang menjadi perhatian khusus meskipun seluruh daerah di Cilacap juga mempunyai potensi yang sama. Polisi akan menggandeng tokoh agama dan masyarakat untuk membendung paham ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ketiga wilayah itu, daerah yang juga berdekatan atau berbatasan dengan ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kemranjen, Banyumas. Di wilayah itu, Densus 88 sempat menangkap terduga teroris seperti Abu Dujana. Kemudian ada Imam Safei yang diduga terlibat dalam rencana pengeboman Kedubes Myanmar dan Vihara Budha.
Lalu yang terakhir adalah terduga teroris Anton alias Septi yang menjadi perencana dalam aksi penembakan polisi di Pondok Aren dan ikut meletakkan bom di Vihara Ekayana, Jakarta Barat.
Sementara menurut Komandan Resor Militer 071/Wijayakusuma, Kolonel Infanteri Edison mengatakan, TNI sudah mengerahkan Babinsa untuk memantau pergerakan simpatisan ISIS di wilayah masing-masing.
"Personel kami mulai dari Brebes hingga Banjarnegara sudah saya instruksikan untuk mengawasi lingkungan masing-masing," jelasnya.
Dia juga memerintahkan anak buahnya untuk langsung menangkap orang-orang yang mencurigakan terkait gerakan ISIS. Selain itu jika ada tulisan berbau ISIS, diminta untuk langsung dihapus.
Pengamat Terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie saat dihubungi wartawan mengatakan Cilacap bukanlah basis utama gerakan ISIS. Kalau dilihat dinamikanya, yang menjadi basis utama ISIS adalah Jakarta, Bekasi, Malang, Solo dan Poso.
"Cilacap bukan yang utama," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini yang patut diwaspadai sebenarnya justru orang-orang yang sudah pergi ke Iraq dan Suriah. Sebagian besar pendukung ISIS dari Indonesia masih berada di dua negara itu.
"Patut diwaspadai saat mereka kembali ke tanah air, ini tentu akan mengancam keamanan dalam negeri," ujarnya.
(arb/try)