Sejumlah tokoh seperti Wakil Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko, Kiai Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus mus, serta para budayawan lainnya ikut mengantarkan jenazah. Isak tangis pun tak terbendung ketika jenazah ke liang kubur sekitar pukul 14.30. Pelayat temasuk dosen dan mahasiswa meluapkan perasaan sedihnya.
Gus Mus mengatakan, Prof Eko adalah sosok yang baik dan benar-benar dianggap baik oleh berbagai kalangan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pelayat yang datang dan karangan bunga bela sungkawa. Ia juga melihat Prof Eko merupakan pribadi yang bisa membaur di lintas disiplin padahal memiliki latar belakang teknik insinyur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di usianya yang ke-70, semua orang menganggap pak Eko orang baik, betul-betul baik," imbuhnya.
Sementara itu Rektor Undip, Prof Sudharto P Hadi mengaku tidak menyangka dengan kepergian Prof Eko karena beberapa hari lalu saat masih dirawat di RS Elisabeth Semarang. Saat itu Prof Eko masih bercanda dan memberi masukkan soal penampilannya menjadi moderator pada debat capres.
"Masih bisa bercanda, masih menyinggung saya ketika jadi moderator debat capres kemudian memberi masukan. Banyak cerita juga soal perkembangan Undip. Kemudian beliau sempat dipindah ke kamar biasa tapi tidak makin baik, lalu ke ICU dan dibawa ke RS Kariadi, sejak itu sudah tidak bisa komunikasi. Tidak menyangka secepat ini," tandas Sudharto.
Prof Eko lahir tanggal 9 Juni 1944 di Purbalingga, ia menjadi Rektor Undip pada periode 1998-2006. Master of Science in Town Planning University of Wales Institute of Science and Technology, Inggris ini menjadi guru besar tetap di Universitas Trisakti, Jakarta setelah purnatugas dari Guru Besar Fakultas Teknik Undip.
Selain itu di tengah kesibukannya, Prof Eko juga menduduki posisi penting di beberapa organisasi antara lain Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Ketua Komisi Kebudayaan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Prof Eko juga sudah menerbitkan belasan judul buku tentang arsitektur di antaranya "Arsitektur dan Kota di Indonesia" dan "Gergeran Democrazy".
Pria yang juga lulusan Fakultas Teknik Arsitektur UGM Yogyakarta itu tutup usia pada umur 70 tahun akibat gagal jantung. Ia meninggalkan seorang istri, Dr Ir Sudanti Hardjohoebojo dan dua orang putri, Dr Holy Ametati Sp KK dan Aretha Aprilia ST.
"Kita kehilangan salah satu putra terbaik Undip," tutup Sudharto.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini