Asyiknya Bernostalgia Dengan Mainan Tradisional di Dugderan Semarang

Asyiknya Bernostalgia Dengan Mainan Tradisional di Dugderan Semarang

- detikNews
Minggu, 22 Jun 2014 10:19 WIB
Foto: Angling AP
Semarang, - Menyambut bulan Ramadan, Pasar Dugderan di Semarang kembali digelar. Pasar rakyat ini bisa membawa pengunjungnya bernostalgia dengan masa kecil.

Mainan paling khas dan hanya bisa ditemukan di Dugderan yaitu miniatur Warak dengan tinggi mulai dari 30 cm. Warak adalah binatang fantasi berkepala naga dengan empat kaki yang menjadi maskot Dugderan. Miniatur Warak menarik perhatian anak-anak karena warnanya yang bervariasi.

Selain itu ada juga mainan kapal otok-otok, yaitu miniatur kapal yang terbuat dari seng dan bisa digerakkan dangan menyalakan sumbu yang ada di dalam kapal. Harganya cukup murah, Rp 10 ribu untuk ukuran kecil dan Rp 15 ribu untuk kapal yang dihiasi layar. Suaranya yang khas membuat mainan ini diberi nama kapal otok-otok.

Berbagai mainan tradisional yang terbuat dari bambu juga membuat kangen masa-masa dimana anak-anak belum terlalu sibuk dengan kecanggihan gadget. Mainan bambu yang ada di Dugderan antara lain Gasing yang bisa bersiul jika berputar dan peluit bambu yang suaranya mirip dengan kicau burung.

Untuk anak-anak perempuan, ada mainan gerabah yang berbentuk alat masak tradisonal sperti cobek, kompor tungku, kendi, dan perlengkapan dapur lainnya. Di Semarang, mainan itu dikenal dengan nama Pasaran. Harganya pun sangat terjangkau yaitu Rp 10 ribu untuk satu set mainan.

Mainan-mainan tersebut tersebar di area Dugderan di Pasar Johar hingga Jalan Pemuda. Selain mainan, yang khas dari Dugderan adalah belasan wahana taman bermain yang menghibur dan memacu adrenalin.

Wahana itu antara lain komedi putar, kincir angin, kora-kora, rumah hantu, dan tong stand. Salah satu wahana yang banyak dikunjungi adalah tong stand yang menampilkan pria-pria pemberani yang memacu motor dan sepedanya sehingga bisa berjalan di dinding tong kayu raksasa.

Pasar Dugderan tahun ini sudah dibuka sejak tanggal 14 Juni lalu dan digelar sedikit lebih lama hingga tanggal 27 Juni mendatang diakhiri dengan Festival Dugderan.

Di Pasar Dugderan ada 405 kios yang disiapkan Dinas Pasar Kota Semarang. Barang yang dijual pun beragam mulai dari alat memasak, pakaian, mainan, hingga kuliner.

Pasar Dugderan juga ada di Masjid Agung Semarang di Kauman. Tidak jauh berbeda, barang yang dijual juga sama dengan yang berada di kawasan Pasar Johar.

Ketua penyelenggara pasar Dugderan di Kauman, Moch Agus Nurahman mengatakan di tempatnya ada 88 kios dan tujuh wahana anak-anak di alun-alun depan Masjid Agung Semarang.

"Kami menyiapkan 88 kios. Dibuka mulai 18 Juni hingga 29 Juni sama seperti tahun sebelumnya," kata Agus.

(alg/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads