Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo, mengakui meskipun revitalisasi museum tersebut telah dinyatakan selesai namun masih ada penataan yang belum selesai. Ruang perpustakaan misalnya, untuk koleksi naskah-naskah kuno belum dibuka untuk umum. Jika ada pengunjung yang ingin melihat naskah kuno, petugas perpustakaan bisa mengambilkannya.
"Masih banyak juga benda-benda koleksi museum yang belum dipasang. Kami masih akan memilah kembali benda-benda koleksi akan dipajang atau disimpan. Apakah benda itu masterpiece atau bukan, memiliki cerita di masa lalu atau tidak. Kalau ternyata tidak, ya akan kita simpan saja," kata Purnomo, Selasa (15/4/2014).
Proyek revitalisasi dan penataan ulang museum yang didirikan tahun 1890 tersebut, menghabiskan dana hingga Rp 3 miliar yang berasal dari pemerintah pusat. Museum ini memiliki keunikan karena selain berfungsi sebagai museum, juga berfungsi sebagai perpustakaan. Tercatat di Museum Radya Pustaka tersimpan 3.000 lebih koleksi naskah kuno dan klasik. Selain itu juga tersimpan sekitar 2.000 koleksi benda berupa senjata tradisional, berbagai jenis wayang, keramik, arca batu serta koleksi uang kuno.
Purnomo juga pihaknya saat ini telah memasang kamera CCTV di berbagai sudut ruangan untuk mengantisipasi tindak pencurian seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, berharap pembukaan kembali Radya Pustaka akan mampu menambah jumlah wisatawan berkunjung ke Kota Solo. Selain itu pihaknya juga akan meminta kepada semua sekolah di Kota Solo agar mewajibkan siswanya datang ke museum.
(mbr/try)