Akibat kejadian ini, Sutarno mengalami luka di kepala dan sejumlah bagian tubuhnya. Saat dihubungi melalui telepon, Rabu (15/1/2014), Sutarno menceritakan peristiwa yang dialaminya pada Sabtu (11/1) lalu ini.
Peristiwa ini terjadi di kosnya yang berada di daerah Tawangsari samping Stasiun Tawang, Semarang. Menurutnya, saat itu dirinya sedang tidur dan tiba-tiba empat pria masuk ke kamarnya dan langsung menyerangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutarno tidak berkutik karena mendapat serangan mendadak yang bertubi-tubi. Setelah dihajar para pelaku, Sutarno ditinggalkan begitu saja dengan luka lebam dan luka bacok. Pistol yang dibawa pelaku tidak ditembakkan, namun dihantamkan ke kening hingga Sutarno harus mendapatkan 13 jahitan.
"Paha kanan dapat lima jahitan karena celurit, kepala juga kena celurit. Kaki saya belum bisa untuk jalan, karena dihantam palu," jelasnya.
Sutarno mengaku, dirinya mengenal dua dari empat pelaku yang menghajarnya. Mereka dikenalnya sebagai Simon, warga Kretek Wesi Sampangan dan Pras, warga Krobokan. Namun dia menyatakan tidak memiliki masalah dengan keduanya. Dia menduga pelaku diminta seseorang untuk melakukan penganiayaan.
"Yang dua orang, teman saya. Mungkin disuruh orang, tapi saya tidak tahu alasannya," tutur Sutarno yang saat ini masih dirawat di Surakarta.
Sutarno sempat mendapat perawatan di RS Panti Wilasa Semarang setelah kejadian. Berbekal kartu berobat dari rumah sakit, Sutarno kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes Semarang pada Senin (13/1) lalu.
Secara terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan korban. Menurutnya, keterangan korban yang mengaku mengenal dua pelaku sangat membantu jajarannya untuk melakukan penyelidikan.
"Jelas akan kami tindaklanjuti. Pengakuan korban yang mengenal dua pelaku akan sangat membantu kami untuk mengungkap siapa pelakunya," kata Djihartono.
"Kami juga akan mencari tahu apakah pistol yang dibawa asli atau tidak dan dapat dari mana," imbuhnya.
(alg/nvc)