'Kampanye' Ala Haryanto, Loper Koran yang Nyaleg

'Kampanye' Ala Haryanto, Loper Koran yang Nyaleg

- detikNews
Rabu, 04 Des 2013 13:34 WIB
Foto: Arbi Anugrah/detikcom
Purwokerto - Sebuah spanduk berukuran 1x2 meter bertuliskan "Dari Loper Koran Menuju DPRD Banyumas" terpampang di sebuah kios di sudut jalan Jenderal Soedirman Purwokerto. Itulah cara Sri Haryanto (38), loper koran yang nyaleg pada Pemilu 2014, beriklan.

Haryanto maju sebagai calon legislatif (caleg) DPRD Banyumas dari Partai Nasdem. Selama bekerja, ia tidak hanya mengantarkan koran, tapi juga membagikan kalender dan stiker kampanye di sela-sela koran. Dia juga sering berkampanye di depan para pelanggannya dan optimistis pelanggan setianya akan memilih dirinya dalam pemilu mendatang.

Sarjana lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto ini mengaku tidak mempunyai uang seperti para pesaingnya yang menebar pesona lewat spanduk atau baliho di sudut-sudut kota. Ia merasa cukup 'berkampanye' dengan menyebar kalender dan stiker serta interaksi secara langsung saat mengantarkan koran itu ke pelanggan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya jadi tahu lingkungan yang paling miskin dan paling kaya karena sering blusukan saat jual koran. Saya juga jadi tahu karena sering mendengar keluhan-keluhan warga," kata Haryanto yang juga memanfaatkan sore dan malam untuk bersosialisasi ke sejumlah RT dan paguyuban koran di Purwokerto, Rabu (4/12/2013).

Meskipun banyak dicibir orang karena hanya loper koran, dia berjanji akan memperjuangkan aspirasi kaum bawah. Dia mengaku banyak belajar tentang politik dari koran-koran yang dijualnya.

"Saya berjuang di sini karena senang berpolitik dan saya akan berusaha meningkatkan kondisi kehidupan sosial ekonomi serta hak asasi para loper koran dan kaum bawah lainnya," jelas pria yang jadi loper koran selama 13 tahun ini.

Haryanto berasal dari Klaten. Ia mengawali pekerjaan sebagai tukang roti keliling sekitar tahun 1999 di Kota Purwokerto. Bingung dengan hanya berjualan roti, dia mulai menggeluti pekerjaan lainnya sebagai penjual koran di sudut-sudut lampu merah. Uang hasil usahanya ditabung dan digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dia mempersunting Yuniati dan dikaruniai 3 anak, Yusril (13), Haning (9) dan Yuri (6).

"Dulu bingung sudah lulus tidak kerja akhirnya jualan koran pada pagi hari dan jualan roti sore hari. Uang itu sebagian saya tabung dan sebagian untuk makan," ujarnya yang sebelumnya juga pernah maju sebagai caleg pada 2009 lalu.

Warga Perum Ledug, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas ini melihat loper koran merupakan pekerja-pekerja keras dan berkomitmen. Tidak berbeda jauh dengan menjadi seorang anggota dewan, di mana tanggung jawab terhadap rakyat benar-benar harus dijaga.

"Kalau di politik, kita merawat konstituen. Tidak ada bedanya, sama-sama punya tanggung jawab langsung ke masyarakat," ujarnya saat akan menjual koran yang tidak habis diberikan ke pelanggannya di sudut lampu merah di jalan Jenderal Soedirman Purwokerto.

(arb/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads