Kerabat Siap Berdamai, PB XIII akan Dikirab Masuk Keraton Lagi

Kerabat Siap Berdamai, PB XIII akan Dikirab Masuk Keraton Lagi

- detikNews
Jumat, 04 Okt 2013 19:05 WIB
Solo - Putra-putri mendiang Paku Buwono (PB) XII sepakat untuk memulai proses mencapai kerukunan. Mereka siap menyambut Paku Buwono XIII masuk kembali ke dalam Keraton Surakarta dengan diiringi oleh Muspida dan ribuan warga Solo.

Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, usai memimpin pertemuan para putra-putri PB XII di Bale Tawangarum, Balai Kota Surakarta, Jumat (4/10/2013) sore, yang berlangsung secara tertutup selama hampir empat jam.

Dari 32 putra-putri PB XII yang masih hidup, 23 orang hadir dalam pertemuan itu. Selain PB XIII dan KGPH PA Tedjowulan, hadir 13 putra-putri PB XII yang mendukungnya. Selain itu juga dihadiri oleh 8 orang putra-putri PB XII dari Lembaga Dewan Adat yang selama ini menentang kubu PB XIII - Tedjowulan. 9 orang lainnya ada yang sedang sakit, ada yang sedang menunaikan ibadah haji, meminta izin, dan ada juga yang tidak memberikan keterangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir pula pada pertemuan itu Muspida Kota Surakarta dan beberapa akademisi. Selain itu juga dihadirkan budayawan Sardono W Kusumo, yang sengaja diundang untuk memberikan masukan kepada para kerabat keraton mengenai tantangan budaya dan peran penting yang bisa diambil keraton di masa datang.

"Dari pertemuan tadi disepakati proses rukun seluruh putra-putri PB XII. Selanjutnya Sinuhun PB XIII yang saat ini masih berada di luar keraton akan dikirab dari balai kota masuk ke dalam keraton sebelum 1 Suro, diiringi seluruh adik-adiknya tanpa terkecuali. Kirab akan diikuti Muspida dan setidaknya 1.000 hingga 5.000 warga Solo akan dihadirkan ikut kirab," ujar Rudy kepada wartawan usai pertemuan.

Menurut Rudy, disepakatinya PB XIII bisa masuk ke kerarton sebelum 1 Suro adalah agar tradisi menyambut 1 Suro bisa berjalan yang selalu dilakukan keraton bisa berjalan dengan baik dan langsung dipimpin oleh PB XIII sebagai pemimpin adat di keraton.

Rudy juga mengakui bahwa proses untuk bersatu sepenuhnya masih membutuhkan proses panjang. Namun itikad baik para kerabat untuk kembali rukun bersama itu merupakan titik awal untuk bisa duduk bersama dalam memecahkan konflik keraton melalui sejumlah tahapan selanjutnya agar semua persoalan dapat diurai sehingga ke depan keraton kembali mampu berperan sebagai pusat pengembangan budaya yang berwibawa.

Sardono W Kusumo kepada wartawan menegaskan, inisiatif baik Pemkot ikut mengurai konflik keraton itu harus ditanggapi para kerabat sebagai kesempatan baik untuk segera membenahi diri. Para kerabat harus mampu tampil paripurna sebagai warga negara dan warga bangsa yang paham kewajiban menerima amanat publik memelihara sebuah warisan budaya yang sangat berharga.

"Konflik keraton ini tidak bisa begitu saja direduksi sebagai konflik keluarga karena nyatanya ada dana dan fasilitas publik yang masuk untuk pelestarian keraton. Selain itu juga akan membahayakan warga sekitar keraton, terutama anak-anak, jika setiap saat terpapar kekerasan yang dibuat oleh orang-orang yang justru menjadi pemangku budaya," ujar Sardono.

(mbr/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads